Meratus Adventure - Part 13
Pengalaman Memesan Es Teh Dan Makanan
Dari Sungai Karuh kami merapikan tenda dan mulai turun dari gunung Halau. Kulihati beberapa orang disana mulai bergegas untuk turun gunung juga. Aku berhenti di warung milik suku dayak Meratus untuk membeli segelas es teh sebagai pereda dahaga dan lapar.
Cil, minum teh es dan makan, panggilan "Cil" buat penjual perempuan yang berarti mbak, sejurus kemudian es teh dan sepiring nasi terhidang di meja dan tenggorokan yang kering ini terbayar dengan hadirnya mereka di meja warung.
Setelah itu aku panggil Iki yang asyik merapikan tenda, "makan dulu Ki", teriakku. Kemudian Iki menghampiriku dan memesan es teh dan sepiring nasi. Nyam-nyam... habis sudah menu makanan dan Iki mengajakku untuk segera turun dari gunung karena malam akan tiba.
Kami berdua segera mengangkat peralatan kemping dan aku masih merasa nyeri di lutut dan betisku akibat terpeleset sewaktu turun dari gunung tadi malam. "Kamu duluan aja Ki, betisku masih kram, ntar tunggu di Pos 2 aja dan tunggu disitu ntar aku susul" Kataku. Kemudian Iki dan serombongan orang turun meninggalkan aku sendirian di warung.
Kecapekan dan Istirahat Di Warung
Aku urut - urut kakiku dan kuluruskan supaya tidak kram, kemudian aku bangkit dari kursi malas di warung itu. Sejenak kemudian aku berdiri dan mulai bayar menu makanan Aku dan Iki. Kutanya: "Berapa Cil makan 2 es teh 2?" Acil itu menjawab "50 ribu mas". Waduh mahalnya. Gerutu dalam hatiku.
Ternyata satu porsi makan 20 ribu es teh 5 ribu, soalnya bawa sembako ke puncak gunung bahan sembako untuk warung cukup susah, dengan alasan itu harganya jadi meroket. Kusodorkan uang 50 ribu rupiah dan aku mengangkat tas untuk melanjutkan perjalanan.
Kulihati masih banyak para pecinta alam yang duduk dan leha-leha di tenda dan enggan untuk turun karena alasan capek, ya begitulah namanya pecinta alam, oleh-olehnya ya capek dan pegal-pegal di sekujur badan. Hehehe..
Melewati medan yang terjal waktu turun dari sungai Karuh aku terpeleset karena pegangan tangan dan kakiku tiba-tiba menjadi kram, waduh tidak bisa jalan lagi nih, gumamku.
Kemudian aku paksa sampai jalan sejauh setengah perjalanan sampai pos 2, tapi tenaga dan tubuh menjadi kaku. Jadi kubaringkan badan sebentar ditanah dan kujatuhkan semua peralatan kemping, beserta tas yang menempel ditubuhku dengan keras di atas tanah. Keringat bercucuran, badan sudah kram berat dan perut menjadi keras tanda harus istirahat.
Daftar Cerita Bersambung Camping Part 1 - 17 Petualangan Sterno
- Meratus Adventure Part 1
- Meratus Adventure Part 2
- Meratus Adventure Part 3
- Meratus Adventure Part 4
- Meratus Adventure Part 5
- Meratus Adventure Part 6
- Meratus Adventure Part 7
- Meratus Adventure Part 8
- Meratus Adventure Part 9
- Meratus Adventure Part 10
- Meratus Adventure Part 11
- Meratus Adventure Part 12
- Meratus Adventure Part 13
- Meratus Adventure Part 14
- Meratus Adventure Part 15
- Meratus Adventure Part 16
- Meratus Adventure Part 17
Para pecinta alam yang ada dibelakangku juga menyapaku yang berbaring ditanah sendirian dengan bawaan yang lumayan berat, "Wah capek ya mas, bentar lagi nyampai Pos 2 semangat dong !" Jawabnya. Kemudian aku tersenyum pilu tanda capek dan ingin tidur di kasur yang empuk dan terbang ke alam tidur.
Selang 2 menit aku istirahat dan aku lanjutkan lagi serta kukerahkan semua tenaga untuk memacu semua adrenalin, harus sampai pos 2 ini "pikirku" dan akhirnya sampai juga di Pos 2 dengan selamat.
Selanjutnya ikuti: Meratus Adventure - Part 14