<!----><head> Page Not Found
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berawal Dari Yang Kecil

interview kerja dan diterima oleh pekerjaan



Kesuksesan Berawal Dari Yang Kecil


Anak yang tidak dibentuk, dididik, diasuh Kedua Orangtua dengan penuh kasih sayang yang tulus maka dia tidak akan menjadi orang.

Seperti cerita berikut ini.

Cerita Sukses Berawal Dari Yang Kecil


Seorang anak tidak suka tinggal di rumah, karena Ayah dan Ibunya selalu 'ngomel', dia tak suka bila Ayahnya mengomelinya untuk hal - hal kecil ini.

"Nak,  kalau keluar kamar, matikan kipas anginnya".

"Matikan TV, jangan biarkan hidup, tapi tidak ada yang menonton".

"Simpan pena di tempatnya, yang jatuh ke kolong meja".

Tiap hari dia harus ta'at pada hal-hal ini sejak kecil, saat bersama keluarga di rumah.

Maka tibalah hari ini, saat dia menerima panggilan untuk wawancara kerja.

Dalam hati dia berkata:

"Begitu  mendapat pekerjaan, saya akan sewa rumah sendiri dan tidak akan ada lagi omelan Ibu dan Ayah," begitu pikirnya.

Ketika hendak pergi untuk interview, Ayahnya berpesan:

"Nak, jawablah pertanyaan yang diajukan tanpa ragu-ragu".

"Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, katakan sejujurnya dengan percaya diri".

Setiba di pusat wawancara, diperhatikannya bahwa, tidak ada penjaga keamanan di gerbang.

Meskipun pintunya terbuka, grendelnya menonjol keluar, dan bisa membuat yang lewat pintu itu menabrak atau bajunya tersangkut grendel.

Dia geser grendel ke posisi yang benar, menutup pintu dan masuk menuju kantor.

Di kedua sisi jalan dia lihat tanaman bunga yang indah.

Tapi ada air mengalir dari selang dan tidak ada seorang pun disekitar situ.

 Air meluap ke jalan setapak.

Diangkatnya selang dan diletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melanjutkan kembali langkahnya.

Tak ada seorang pun di area Resepsionis., sepi kelihatan ruangan pendaftaran kerja. Namun, ada petunjuk bahwa wawancara di lantai dua.

Dia perlahan menaiki tangga.

Artikel Terkait: Inspirasi Mittal sewaktu kecil

Lampu yang dinyalakan semalam masih menyala, padahal sudah pukul 10 pagi.

Peringatan Ayahnya terngiang-ngiang di telinganya: "Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu !"

Dia merasa agak jengkel oleh pikiran itu, namun dia tetap mencari saklar dan mematikan lampu.

Di lantai atas, di aula besar, dia lihat banyak calon pelamar kerja duduk menunggu giliran.

Melihat banyaknya pelamar, dia bertanya-tanya, apakah masih ada peluang baginya untuk diterima?

Dia menuju aula dengan sedikit gentar dan menginjak karpet dekat pintu bertuliskan 'Selamat Datang'.

Diperhatikannya bahwa, karpet itu terbalik. Spontan saja dia betulkan, walau dengan sedikit kesal.

Dilihatnya di beberapa baris di depan banyak yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong.

Terdengar suara kipas angin tanpa ada orang di ruangan itu dan dimatikannya kipas yang tidak dimanfaatkan dan duduk di salah satu kursi yang kosong.

Banyak peserta wawancara yang memasuki ruang wawancara dan segera pergi dari pintu lain tanpa memperdulikan apapun.

Sehingga tidak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara.

Tibalah gilirannya, dia masuk dan berdiri di hadapan pewawancara dengan agak gemetar dan pesimis.

Sesampainya di depan meja,  pewawancara langsung mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya, langsung berkata:

"Kapan Anda bisa mulai bekerja?"

Dia terkejut dan berpikir, "Apakah ini pertanyaan jebakan, atau tanda bahwa telah diterima untuk bekerja disitu?"

Dia bingung.

Artikel Terkait: Usaha Honda dalam mewujudkan Imajinasi sewaktu kecil

"Apa yang Anda pikirkan?"

Tanya sang Boss, lalu melanjutkan: "Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini."

Sebab hanya dengan mengajukan beberapa pertanyaan, kami tak akan dapat menilai siapa pun.

Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut.

"Kami melakukan tes tertentu berdasarkan sikap para calon pekerja".

Kami mengamati setiap orang melalui  CCTV, apa saja yang dilakukannya:

Ketika melihat grendel di pintu, selang air yang mengalir, keset 'Selamat Datang' yang terbalik, kipas atau lampu yang tak perlu.

Anda satu-satunya yang melakukan.

Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda.

Hatinya terharu, dia ingat Ayahnya.

Dia yang selalu merasa jengkel terhadap omelan Ibu dan Ayahnya.

Kini dia  menyadari bahwa "justru omelan dan disiplin yang ditanamkan orang tuanyalah yang membuatnya diterima pada perusahaan yang diinginkannya".

Kekesalan dan kemarahan pada Ayahnya seketika sirna.

Artikel Lain: Kisah Perampok Cerdas

Tim penilai berkata:

"Hanya Anda satu-satunya yang melakukan apa yang kami harapkan dari seorang Manajer, maka kami putuskan menerima Anda bekerja di sini".

Ayah, maafkan anakmu, bisiknya dalam hati penuh rasa haru dan bersyukur.

Dia akan minta ma'af kepada Ayah dan Ibunya, dia akan ajak Ayah dan Ibunya melihat tempat kerjanya.

Dia pulang ke rumah dengan bahagia.

Kesuksesan Hidup dan Karir


"Apapun yang orang tua katakan pada anaknya, adalah demi kebaikan anak-anak itu sendiri."

Untuk menyiapkan masa depan yang baik.!!


Batu karang tidak akan menjadi patung yang indah, bernilai tinggi, jika tidak dapat menahan rasa sakit, saat pahat bekerja memotongnya.


  
"Untuk menjadi pribadi  yang indah, kita perlu menerima dan mematuhi nasehat yang baik".

"Kebiasaan baik akan muncul dari perilaku buruk, yang dipahat dan dibuang dari diri kita".

Ibu menggendong anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan dan untuk membuatnya tidur.

Tetapi Ayah mengangkat anak dan mendudukkan di pundaknya untuk membuatnya melihat dunia, yang tidak bisa dilihat anaknya.

Artikel Sejenis: Masa Depan Adalah Milik Mereka Yang Mempersiapkan Diri

Ayah dan Ibu adalah Pahlawan yang kasih sayangnya, seperti layaknya guru pertama, yang mendampingi anak didiknya sepanjang kehidupan.

Perlakukanlah orang tua sebaik-baiknya, agar jadi contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi, yang menerima estafet kehidupan.

Salam Angkringan Sosial.