<!----><head> Page Not Found
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kuliah Singkat 3 - Mengenal Prana, Aura Dan Cakra

mengenal prana aura dan cakra dalam tubuh manusia

Selepas cofee break, kami melanjutkan materi kuliah singkat mengenai Prana, Cakra dan Aura. Semua peserta duduk mengelilingi mengelilingi meja bundar dan menulis poin penting disertai dengan sesi tanya jawab.

Sesi ini banyak menggali mengenai energi prana, aura dan medan energi hidup dalam kehidupan manusia sehingga ada keterkaitan antara energi tersebut.


Prana


Prana merupakan energi alam, merupakan medan energi hidup.


Terminologi Prana Dalam Budaya Bangsa
  • Prana sendiri dikenal dari terminologi India kuno
  • Prana dalam bahasa Jepang disebut Ki dalam terminologi Jepang,
  • Prana dalam bahasa China disebut Chi dalam terminologi Cina

Dalam terminologi yang lebih modern prana disebut sebagai Energi Vital (hidup), Ether, Bioelektrik, atau Bioenergi dan sejumlah istilah lain yang sebenarnya dimaksudkan untuk menyebut hal yang sama.

Prana, umumnya, diklasifikasikan ke dalam lima elemen yaitu:
  1. Tanah
  2. Air
  3. Api
  4. Udara
  5. Ether

Klasifikasi ini berdasarkan kemiripan yang berkaitan dengan: karakteristik bahan, tingkat kerapatan, dan sifat pergerakan masing-masing elemen. Tentu dalam kondisi dimensi yang lebih halus. Kadangkala prana, dilihat dari keberadaannya, dapat saja muncul berupa percampuran dari sejumlah elemen.

Hutan, pegunungan, lingkungan danau, atau area yang alami (natural) yang memiliki kekayaan dan keberagaman elemen yang sangat besar merupakan sumber prana yang utama bagi penduduk sekitar.

Karakter Prana



1. Bersifat dinamis


Sifat prana secara dinamis adalah selalu mengalir setiap saat, bergerak seperti fluida. Aliran prana memberikan konsekuensi terhadap keseimbangan dunia materi dalam alam secara menyeluruh.


Demikian sebaliknya pergerakan atau perubahan dan interaksi antar materi dalam alam memberikan konsekuensi atau pengaruh terhadap aliran prana.

2. Dapat Terkumpul Pada Objek Tertentu


Sumber-sumber prana merupakan sesuatu yang berdimensi apapun dan memiliki daya pancar serta daya serap yang relatif lebih tinggi ketimbang lingkungan sekitar.


Jadi prana mengalir atau memancar dari sumber yang relatif memiliki daya pancar lebih tinggi dibanding lingkungan sekitar.


3. Terpengaruh Tekanan


Prana Terpengaruh tekanan udara dan elektromagnetik

4. Bersifat Partikel


Prana mempunyai partikel halus jika di tempat ketinggian atau didaerah pegunungan, dimana dimanfaatkan untuk melatih cakra - cakra bagian atas.

Prana mempunyai partikel kasar jika di tempat dataran rendah atau di pesisir pantai atau laut, dimana dimanfaatkan untuk melatih cakra - cakra bagian bawah.

Sifat partikel prana kasar dihasilkan oleh beragam pola interaksi prana yang kompleks seturut alirannya mengikuti kontur tanah: interaksi atau persilangan atau percampuran antar elemen prana (tanah, air, api, udara, ether), serta interaksi prana dengan beragam materi yang dilaluinya: yang menyerap dan memancarkannya.

5. Memiliki Siklus


Karena terjadi aliran setiap saat maka terjadi proses pembaharuan setiap saat, sehingga prana dapat diperbaharui dan berputar kembali atau recycle.


6. Memiliki Muatan Psikologis



Jadi prana dapat terpengaruh oleh kejiwaan seseorang.

Kualitas Prana


Kualitas sumber prana bergantung pada:
  1. Karakteristik material; Merupakan kekhasan materi tersebut, seperti: sifat elekromagnetik, kekuatan, kepejalan, elastisitas, dan keuletan.
  2. Ukuran; Semakin besar ukuran materi, energi yang dihasilkannya makin besar.
  3. Bentuk geometrik; Misalkan: piramid, kubus, silinder. Bentuk piramid relatif lebih baik.
  4. Kerumitan pola; Misalkan pola potongan berlian: potongan yang memiliki tingkat kerumitan lebih tinggi menghasilkan prana dengan kuantitas dan kualitas lebih baik.
  5. Proporsi; Perbandingan ukuran di antara materi-materi yang berdekatan dapat menghasilkan medan energi dalam pola proporsi tertentu.
  6. Komposisi warna, nada, atau tata letak (misal: Fengshui) menghasilkan kualitas dan kuantitas prana tertentu pula.
  7. Perubahan materi, kondisi, dan interaksinya akan menghasilkan energi.



Aura


Prana yang terakumulasi atau menyelimuti dan berpenetrasi dengan tubuh dinamai aura.

Dengan demikian maka aura merupakan medan bioenergi atau bioelektrik yang merupakan medan prana terproses oleh tubuh.

Dengan kata lain prana dari lingkungan merupakan sumber energi primer yang melalui sistem saluran bioenergi (nadies) berinteraksi diseputar pusat-pusat energi yang disebut chakra menjadi medan energi sekunder yang dihasilkan oleh tubuh.

Sebagai medan energi sekunder yang merupakan hasil proses interaksi energi pada pusat-pusat energi (chakra) yang juga terproyeksi olehnya.

Aura dikenal terdiri dari 7 (tujuh) lapis sesuai dengan chakra yang berkaitan. Berturut-turut sesuai warna pelangi dari yang terdalam (terendah) sampai yang terluar (tertinggi), diakronimkan seperti warna pelangi yaitu : ME-JI-KU-HI-BI-NI-U, yakni:
  1. Merah (proyeksi chakra dasar)
  2. Jingga (proyeksi chakra tantian)
  3. Kuning (proyeksi chakra solar plexus)
  4. Hijau (proyeksi chakra jantung)
  5. Biru (proyeksi chakra tenggorokan)
  6. Nila (proyeksi chakra ajna)
  7. Ungu (proyeksi chakra mahkota)


Lapisan aura memiliki getaran atau frekuensi tertentu. Makin tinggi (terluar) lapisannya makin tinggi frekuensinya dan makin rendah amplitudonya (makin datar).

Lapisan aura yang tinggi (terluar) mengendalikan lapisan-lapisan aura yang lebih rendah (ke dalam).

Misal: lapisan aura ke tiga mengendalikan lapisan aura ketiga, kedua, dan pertama. Makin ke arah dalam (lebih rendah) lapisan aura, makin terkait dengan kesadaran fisik.

Aura merupakan layar tampilan holografis yang terproyeksi oleh aktifitas chakra-chakra yang berkesesuaian.

Dianalogikan sebagai peta sebab medan aura yang dihasilkan chakra-chakra tersebut mencerminkan aktivitas otak dan syaraf yang memproyeksikan tingkat kesadaran, pola pikir, dan kondisi psikologis, yang dengan demikian juga menggambarkan kecenderungan dalam tindakan serta tingkat kesehatan tubuh.

Aktivitas di dalam otak dan syaraf dipengaruhi konfigurasi aktivitas hormonal yang dirangsang melalui simpul-simpul syaraf oleh kelenjar-kelenjar tubuh.

Sementara aktivitas hormonal sendiri ditentukan atau dipengaruhi oleh aktivitas dan interaksi yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam proses berfikir, merasa, dan bertindak yang terkait dengan lingkungan yang dialami.

Energi prana mempengaruhi tubuh, sesuai urutan, dari yang terhalus (subtle)sampai terkristalisasi(densed), sebagai berikut:

Dengan demikian dapat dimengerti bahwa lapisan aura bersifat dinamis (fluktuatif) berdasarkan konfigurasi aktifitas hormonal atau aktifitas di dalam otak dan syaraf yang dipengaruhi oleh kegiatan dalam lingkungan dan kehidupan sehari-hari (proses berpikir, merasa, dan bertindak).

Dalam Kondisi fisik dan psikologis yang menunjukkan tingkat kesehatan yang baik aura memiliki warna yang cerah dan pancaran yang kuat.

Latihan tertentu mampu menyuplai kebutuhan energi minimal chakra untuk perkembangan chakra


Latihan tertentu mampu menyuplai kebutuhan energi minimal chakra untuk perkembangan chakra tersebut, yang akan membentuk pola atau struktur pada aura. Sehingga aura memiliki konstruksi tertentu: selain berfungsi sebagai penguat juga menandai perkembangan aura yang lebih progresif.


Cakra



Istilah cakra dikenal berasal dari terminologi India yang memiliki arti "roda yang berputar."

Chakra merupakan suatu sistem yang memproses bioenergi tubuh. Baik energi dari dalam tubuh yang dialirkan keluar maupun energi dari luar yang diserap ke dalam tubuh, yang berupa medan prana.
Proses pengolahan energi prana untuk pembentukan bioenergi tubuh (aura) diawali dari proses kerja chakra dalam mengakumulasikan energi prana tersebut. Akumulasi energi pada chakra terjadi hingga mencapai level tertentu, selanjutnya energi tersebut didistribusikan ke seluruh tubuh.

Dalam proses penyerapan prana tersebut, chakra berfungsi sebagai generator (pembangkit) bioenergi. Analogi dari proses dan kondisi semacam ini dapat kita amati dari sistem pembangkit listrik tenaga angin. Angin memutar baling-baling dan menghasilkan tenaga listrik,

Demikian pula dengan sistem chakra, prana memutar daun chakra dan menghasilkan bioenergi tubuh yang terproyeksi sebagai aura, sebagaimana terlihat pada gambar berikut:

Perbedaan antara sistem kerja pembangkit listrik tenaga angin di atas dengan sistem pembangkit bioenergi tubuh (chakra) adalah pada sistem pembangkit listrik, angin tidak turut diserap, sementara pada sistem chakra, prana ikut diserap.

Saat tubuh terpapar dan menolak medan energi prana yang dianggap merusak medan energi tubuh, maka chakra akan mengeluarkan energi dari dalam tubuh untuk mendorong prana tersebut menjauh dari tubuh. Dalam fungsi semacam itu chakra berperan sebagai motor.

Chakra sangat berpengaruh pada perilaku dan berhubungan erat dengan faktor psikologis maupun kesehatan dan demikian sebaliknya. Sehingga tumbuh-kembang chakra berkaitan dengan kekuatan psikologis atau psikopower seseorang. Hubungan pusat-pusat energi tubuh (chakra) dengan faktor psikologis dapat dilihat sebagaimana berikut:


KELENJAR TUBUH

CHAKRA
FUNGSI PSIKOLOGIS
Pineal
Mahkota
Alat pengontrol seluruh tubuh, penyempurnaan ilmu, kebijaksanaan, integritas kesadaran spiritual dengan tubuh.
Pituitary
Ajna
Otoritas, intuisi, kreativitas.
Thyroid
Tenggorokan
Pengetahuan, logika, interpretasi, kemurnian, objektifitas.
Thymus
Jantung
Keterbukaan, adaptasi, asosiasi, respon seni, estetika, kasih sayang.
Pancreas
Solar Plexus
Pandangan, ego, emosi, rasa memiliki.
Adrenals
Tantian
Fantasi, rasa kekeluargaan, hasrat.
Gonads
Dasar
Eksistensi, aktualisasi, vitalitas, stamina, pertahanan, dorongan hidup.


Dalam perkembangan chakra, pada orang yang belum mengolah energi tubuhnya, chakra hanya berupa akumulasi medan energi yang berbentuk bola, belum berbentuk seperti terompet.


Jika orang tersebut melakukan latihan pengolahan energi, maka medan energi pada chakra akan mencapai tingkatan tertentu. Setelah mencapai kondisi tertentu, medan energi tersebut kemudian dapat berkembang secara terstruktur sehingga berbentuk seperti terompet.


Chakra memiliki sistem kontrol dengan memfungsikan organ-organnya, yang terdiri dari: daun chakra, controller, filter, katup, memori, motor/generator, dan booster / stabilizer.

Medan prana di luar tubuh akan diidentifikasi oleh chakra. Identifikasi prana tersebut meliputi frekuensi, pola getaran, jumlah, koloni, dan lain-lain.


Hasil identifikasi (bukan prananya) akan dikonfirmasi ke bagian memori chakra untuk dilakukan proses perbandingan. Jika memori chakra menerima, dalam artian bahwa prana tersebut sudah dikenal dan dapat dipakai, maka bagian katup chakra akan membuka sebagai kesiapan dalam penyerapan prana.


Sebelum prana diserap, bagian filter chakra melakukan proses penyaringan. Saat terjadi proses penyerapan, bagian daun chakra menggerakkan generator untuk menyuplai bioenergi ke tubuh.


Bagian stabilizerdiperbantukan untuk menyetabilkan proses pengaliran bioenergi dari generator ke tubuh. Saat proses ini bagian daun chakra berputar searah jarum jam (clockwise - CW), bila dilihat dari luar tubuh.


Saat proses ini bagian daun chakra berputar searah jarum jam (clockwise - CW)

Bila hasil identifikasi prana oleh chakra adalah berupa medan energi yang tidak bisa dimanfaatkan atau bahkan bersifat merugikan tubuh, organ chakra seperti memori tidak berhasil mengonfirmasi, bagian katup tidak dapat mengadaptasi, serta bagian filter tidak mampu menyaring.


Maka bagian penggerak dari chakra akan berubah fungsi menjadi motor chakra yang memutar daun chakra untuk menolak prana tersebut.


Dalam proses ini bagian boosterdiperbantukan untuk menambah daya tolaknya. Pada proses ini daun chakra bergerak berlawanan dengan arah jarum jam (counter clockwiswe—CCW), di lihat dari luar tubuh.

Pada proses ini daun chakra bergerak berlawanan dengan arah jarum jam (counter clockwiswe—CCW)

Pada proses di atas, dapat dimengerti bahwa prana merupakan medan energi yang memuat informasi yang dapat diukur tingkat manfaatnya oleh tubuh melalui proses interaksi organ-organ chakra yang memiliki sistem kontrol.


Karena kecerdasan tersebut maka chakra juga mengambil peranan penting dalam pendelegasian kecerdasan otak ke seluruh tubuh. Dengan kata lain,chakra merupakan bagian dalam otorisasi fungsi pikiran atau kesadaran terhadap tubuh.

Bagian-bagian atau struktur chakra merupakan suatu model mekanisasi yang mencerminkan aspek-aspek psikologis tiap-tiap chakra (chakra dasar s.d. chakra mahkota) sesuai letaknya pada tubuh.


Amati pada gambar berikut:


chakra relevan dengan model fraktal (pola perulangan utuh). Posisi-posisi bagian chakra memiliki kualitas-kualitas psikologis yang sebanding dengan posisi-posisi chakra pada tubuh

Dapat dilihat bahwa chakra relevan dengan model fraktal (pola perulangan utuh). Posisi-posisi bagian chakra memiliki kualitas-kualitas psikologis yang sebanding dengan posisi-posisi chakra pada tubuh.


Sehingga posisi-posisi chakra pada tubuh (ditinjau dari kualitas-kualitas psikologisnya) kurang-lebih merupakan parts chakra, sehingga tampak oleh kita tubuh sebagai chakra.


Hubungan pusat-pusat energi (chakra), aspek psikologis, dan fungsi mekanisasi bioenerginya, seperti berikut:


CHAKRA

FUNGSI PSIKOLOGIS
FUNGSI MEKANISASI
Mahkota
Alat pengontrol seluruh tubuh, penyempurnaan ilmu, kebijaksanaan, integritas kesadaran spiritual dengan tubuh
Daun Chakra
Ajna
Otoritas, intuisi, kreativitas
Controller
Tenggorokan
Pengetahuan, logika, interpretasi, kemurnian, objektifitas
Filter
Jantung
Keterbukaan, adaptasi, asosiasi, respon seni, estetika, kasih sayang
Katup
Solar Plexus
Pandangan, ego, emosi, rasa memiliki
Memori
Tantian
Fantasi, rasa kekeluargaan, hasrat, gairah
Generator
Dasar
Eksistensi, aktualisasi, vitalitas, stamina, pertahanan, dorongan hidup
Booster




Cakra dan Lapisan


Aura Manusia, berbeda dengan mahluk lainnya, bisa mengembangkan auranya semaksimal mungkin.Sesuai dengan lingkup kesadaran yang diolahnya.

Dalam mencapai kondisi tersebut, kita perlu melakukan proses latihan-latihan gerakan, pernapasan, danpengendalian pikiran melalui konsentrasi. Aura juga merupakan proyeksi dari perspektif berpikir seseorang. Makin besar aura seseorang, makin luas perspektif berpikirnya.


Sejumlah energi minimal diperlukan untuk mentransformasikan aktifitas hormonal yang bersifat biokimia pada kelenjar untuk menjadi pusat-pusat reproduksi energi psikologis (psikopower) tubuh, sehingga akan membentuk sistem chakra sebagai penghasil bioelektrik tubuh (aura) yang juga berperan sebagai media dalam mentransformasi kesadaran.

Daftar Bersambung Kuliah Singkat Bioenergi:

    Kelenjar menghasilkan hormon (biokimia tubuh) dan chakra menghasilkan bioelektrik. Hal ini dimungkinkan untuk terjadi karena faktor letak kelenjar dan chakra yang relevan.

    Selanjutnya kuliah singkat mengenai dimensi kesadaran dan cara menghasilkan bioenergi di dalam tubuh kita.