<!----><head> Page Not Found
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kuliah Singkat 1 - Jodoh, Maut, Rejeki Bukan di Tangan Tuhan

cara berpikir manusia atau disebut paradigma berpikir manusia


Sebelum datang di kuliah singkat di gedung LSM kami berkenalan dengan beberapa orang yang berbeda dari beberapa daerah dan bercakap seperlunya. Kemudian kuliah dimulai, terlihat ada 16 orang termasuk aku dan mas Chandra teman ngopi di Angkringan datang juga di acara itu.

Terlihat banyak kawula muda yang antusias dengan uraian singkat yang di paparkan oleh bapak Fasial Ramadhani, beliau selaku pembicara juga bertergur sapa dengan para audience tentang hal yang mereka perlukan di perkuliahan singkat itu. Namun inti dari perkuliahan tersebut mengarah kepada bioenergi.

Kuliah pertama tentang Paradigma Berfikir Manusia. Sebelumnya saya mohon maaf sekali karena hanya sedikit yang saya ambil dari uraian bapak Faisal Ramadhani mengenai Paradigma Berfikir Manusia karena keterbatasan waktu dan kuliah tersebut mempunyai bobot intelektualitas yang sangat tinggi sehingga memerlukan pendalaman yang lebih dalam, maka saya uraikan menjadi beberapa poin penting saja.


Paradigma Berpikir Manusia


Sesi 1 :
  1. Bagaimana paradigma berfikir itu ?
  2. Apa konsep cinta menurut cara berfikir manusia ?
  3. Kenapa manusia cenderung menggunakan cara berfikir materialistis ?
  4. Bagaimana kesadaran itu terbentuk ?
  5. Ada berapa dimensi kesadaran manusia ?

Sesi 2 :
  1. Bagaimana penjelasan energi dan semesta ?
  2. Mengenal energi dalam diri
  3. Pengenalan cakra, aura dan prana
  4. Teknik membangkitkan energi dalam tubuh manusia
  5. Kekuatan bioenergi


Bagaimana paradigma berfikir manusia ?


Manusia adalah makhluk yang paling mulia dan utama. Sebuah ungkapan mengatakan bahwa manusia adalah lebih utama daripada malaikat.

Keutamaan manusia terletak pada rasio atau akalnya. Akal inilah yang akan mengangkat kedudukan manusia dan sekaligus menjadikannya makhluk yang paling utama. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita memiliki pengetahuan tentang akal (‘aql), Proses berfikir (tafkir), dan sekaligus metode berfikir ( thariqah at-tafkir).

Di dalam Al Quran disebutkan ada kurang lebih 845 ayat yang menyebutkan mengapa manusia tidak menggunakan akalnya! Sebab manusia tidak merenungkan terhadap penciptaan terhadap alam semesta ini dan mengarah pada apa yang disebut dengan penggalian hikmah dibalik peristiwa-peristiwa besar yang terjadi.



Konsep Berpikir Manusia Zaman Sekarang


Konsep berfikir manusia kebanyakan masih menggunakan konsep berfikir materialis mekanistis yaitu menggunakan inderawi, fisikal dan mengontak - kontakannya.


Contoh:

Seekor katak yang dibelah dan diteliti bagian - bagian fisiknya kita tidak memahami bahwa dia adalah makhluk yang secara utuh adalah organisme hidup.

Contoh lain:

Jika anak kecil tidur di atas meja bukan di kasur maka konsep berpikir adalah dia tidur di atas meja dan jika dewasa dia mengenali meja adalah tempat tidurnya.


Paradigma berfikir adalah hasil dari pengenalan pendidikan dan pergaulan. Konsep berfikir itu disebut konsep berfikir mekanistik dengan sifat kuantitatis.


Sesuatu yang terlihat dan tidak terlihat ada hubungannya dengan pola pikir manusia

Contoh:

Jika anak takut akan hantu maka dalam paradigma berpikirnya dia akan melihat hantu karena doktrin akan alam bawah sadarnya dia melihat suatu hantu. Keyakinan tersebut menjadikan pola berpikirnya nyata dan terwujud dalam kesadarannya bahwa hantu itu ada.

Pemikiran tersebut disebut dengan pola pikir holistik.



Apa konsep cinta menurut cara berfikir manusia ?


Segala sesuatu dilihat benar jika bisa dilihat, dikecap dan dirasakan itu disebut dengan cara berfikir holistik.

Cinta itu urusan hati bukan urusan inderawi maka jangan kaget jika ada orang bisu bisa menikah, ada orang buta bisa menikah, ada orang lumpuh bisa menikah, ada orang cebol bisa menikah, ada orang jelek menikah dengan orang yang cantik, dll.
Urusan hati adalah kuantitatif maka cinta itu tidak perlu diungkapkan namun harus di kuatkan lewat hati - ke hati jangan menggunakan inderawi. Cinta itu urusan alam bawah sadar Anda bukan urusan alam sadar Anda.

Jika Anda ada rasa yang sangat kuat dengan seseorang maka konsep berfikir kita akan terbayang, melamun, terkenang dan melayang karena semua itu bukan alam sadar Anda yang menggerakkan semua. Tapi cara berfikir holistik yang merupakan bagian dari alam bawah sadar Anda bekerja.

Maka jika Anda mencari jodoh jangan menggunakan cara berfikir materialistis mekanistis tapi gunakan cara berfikir holistik. Cinta itu perlu sentuhan hati dan kasih sayang.

Bapak Ramadhani pernah mendalami beberapa ilmu mulai ilmu pelet, gendam dll. Dari semua ilmu yang beliau pelajari ujung - ujungnya adalah mengarah ke keyakinan diri dan percaya diri (PD).

Jadi menurut beliau untuk mencari jodoh dan cinta harus mempunyai keyakinan yaitu percaya diri bukan pemaksaan hati dan tidak melihat materi.

Biarkan naluri cinta dan energi kasih Anda mengalir dalam diri Anda disertai percaya diri Anda mampu mendapatkan cinta itu.

Sebagai contoh :
Banyak orang yang takut menikah karena tidak mempunyai harta, kekurangan fisik, dan faktor lain atau minder jika menikah dengan orang yang mempunyai pendidikan lebih dari kita, yang lebih kaya dari kita, yang lebih dan lebih dari kita.

Sehingga keraguan tersebut membunuh percaya diri kita, sehingga kita gagal move on.



Jodoh, Maut, Rejeki Bukan di Tangan Tuhan


Mengenai jodoh, rejeki dan maut penjelasan bapak Faisal Ramadhani sebagai berikut:

Beliau menjelaskan tentang jodoh, rejeki, maut bukan ditangan Tuhan, melainkan di tangan manusia itu sendiri, sedangkan Tuhan hanya menyediakan resource atau sumber.



Jodoh Bukan Ditangan Tuhan Gambarannya tentang jodoh begini.


Tuhan akan mempertemukan dengan beberapa kali jodoh kita dan disitu kita yang menghendakinya lewat alam bawah sadar kita. Dan dari situ Tuhan akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang serta kerinduan bagi kedua insan yang saling dipertemukan lewat jalinan asmara.

Namun jika itu bukan jodoh kita maka Tuhan akan mengganti jodoh itu dengan lainnya yang lebih baik atau bisa lebih buruk dari sebelumnya dan manusia disuruh memilih diantara jodoh yang di lewatkan dihadapan kita dan manusia disuruh mencari yang pas dan cocok lewat alam bawah sadarnya.

Jadi Jodoh bukan ditangan Tuhan dan Tuhan hanya sebagai sumber pemberi.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang




Rezeki Bukan Ditangan



TuhanTentang rejeki beliau menjelaskan rejeki bukan ditangan Tuhan tetapi manusia itu sendiri. Kesalahan pola pikir manusia selama ini karena manusia tidak menggunakan akalnya untuk mencari rejeki. Dikatakan beliau bahwa Tuhan hanya sebagai sumber pemberi.

"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui (2:22)".


Dari ayat diatas memberi gambaran jelas bahwa Tuhan hanya sebagai sumber pemberi. Sedangkan manusia yang disuruh mencari rejeki di muka bumi ini sekuat tenaganya.

Jangan mengharapkan Tuhan menurunkan emas dan perak dari langit jika manusia hanya berpangku tangan menunggu keajaiban rejeki turun dari langit.

Maut Bukan Ditangan Tuhan


Tentang maut, beliau juga mengatakan bahwa maut itu ditangan kita sendiri, tetapi Tuhan sudah memastikan kapan maut itu datang.

Contoh


Walaupun Tuhan memberikan hidup dan mati kita ditentukan 20 tahun lagi, namun jika kita menghendaki bunuh diri atau mati sekarang maka maut itu ditangan kita.

Tuhan hanya sebagai sumber pemberi, selebihnya manusia sendiri yang harus menggunakan akalnya.



Kenapa manusia cenderung berpikir materialistis ?


Seperti uraian yang dijelaskan oleh bapak Ramadhani bahwa pola pikir materialistis mekanis telah menjangkiti hampir semua orang di abad ini, karena manusia mengedepankan pola pikir yang melihat segala sesuatu berdasarkan kuantitas (jumlah) bukan kualitas (nilai) benda tersebut.

Akibatnya jika seseorang menggunakan cara berfikir materialistis maka dalam pandangannya dan cara pikirnya manusia kehilangan kepekaan (sense) keagungan (grace), penyeimbang (balancing).

Pola berfikir yang demikian dinamakan reduksionis (pengurangan) karena segala fenomena yang ada pada kenyataan dipahami dengan cara mengisolasi kedalam bagian - bagian fisikal, juga disebut dengan fisikal dan inderawi.

Contoh pola pikir Materialistis dan Holistik


1. Contoh Pola Pikir Materialistis

Orang bisa dikatakan sukses jika sudah mempunyai harta melimpah, naik mobil, dan berpenghasilan lebih dari orang lain (pola pikir materialistis)

2. Contoh Pola Pikir Holistik


Nenek yang rajin ke masjid dan bertafakur dikatakan belum sukses dan di katakan "Apa nenek sudah waktunya meninggal ya kok rajin ke masjid", padahal secara holistik nenek tersebut sudah sukses dalam hal kebatinan dan rohaniyah. (pola pikir holistik).

Pola pikir materialistis mengakibatkan manusia cenderung berpikir materialistis dan mengukur orang sukses dari sudut pandang materi bukan secara holistik.



Bagaimana kesadaran itu terbentuk ?


Kesadaran adalah realitas dasar. Manusia harus dilihat secara keseluruhan baik fisik, psikologis, ilmu, materi, dll.


Cara berfikir holistik adalah cara berfikir yang ideal. Sehingga kita melihat dan mengukur manusia dari batin. Bukan inderawi.


1. Kesadaran adalah realitas dasar


Kenyataan yang sesungguhnya terletak pada energi yang kita terima dan rasakan bukan pada objek-objek yang kita anggap nyata.


" The true reality is to be found in the energy that our sense pick up rather than In the objects we define as real "

Kenyataan yang sesungguhnya terletak pada kesadaran yaitu adanya aliran energi yang kita tangkap melalui indera kita dan bukan pada objeknya sendiri.


Cinta itu adalah gelombang energi. Maka jika Anda mencintai sesuatu maka akan terbayang, terkenang, melayang itu merupakan kesadaran yaitu realitas dasar. Dan realitas dasar adalah kesadaran.


2. Segala Sesuatu Terhubung Dengan Segala Sesuatu Lainnya


Hubungan ini tidak tergantung pada jarak ruang dan waktu, dan setiap kejadian memengaruhi sesuatu yang lainnya tanpa adanya tenggat waktu akibat proses komunikasi.


Hubungan terjadi lebih cepat dari cahaya dan melampaui teori relativitas Einstein.

Karena tidak adanya tenggang waktu tadi, maka sebab dan akibat terjadi pada saat yang bersamaan sehingga konsep dari sebab-akibat yang sangat berguna dalam model mekanis-materialistis, tidak dapat diaplikasikan atau dianggap valid dalam kenyataan utama.


Jika ada anak yang jauh dari orang tuanya, perasaan sesuatu pasti akan di rasakan oleh ibu yang akan menimpa anaknya, hal tersebut digambarkan oleh segala sesuatu terhubung dengan sesuatu yang lainnya.


3. Setiap Bagian Berisi Keseluruhan


Setiap bagian berisi pola keseluruhan dan setiap bagian (mikrokosmos) tadi mencerminkan pola keseluruhan (makrokosmos).

Contoh adalah gen / kromosom yang berisi informasi tentang tubuh secara keseluruhan sementara keadaan tubuh mencerminkan kondisi gen seseorang (saling merefleksikan).


Tidak ada sesuatu yang sama dan identik di dunia ini walaupun anak yang kembar, karena gen dalam tubuh itu bersifat unik.



4. Waktu Juga Holistik


Setiap aspek berada dimana saja dalam waktu, dan selalu, waktu setiap momen adalah keseluruhan,lengkap, hidup, dan co-exist dalam hubungan yang dapat diketahui dengan sendirinya (otomatis) dan mempunyai kecerdasan sendiri serta mempunyai akses tersendiri pada seluruh momen yang ada.

Masa lalu, masa sekarang, masa yang akan datang itu bukan berjalan beriringan namun tertumpuk, sehingga ada kaitannya masa sekarang, masa lalu dan masa depan.
Contoh:


Jika kita melihat bintang bertebaran di alam semesta itu adalah masa lalu kita.



5. Individualisasi dan Energi Adalah Dasar Alam Semesta


Setiap aspek pada individu tidak identik dengan aspek lainnya (unik).

Melalui eksperimen dibuktikan bahwa cahaya adalah gelombang energi, namun juga berupa partikel seperti foton, sinar gamma dan lain-lain.


Melalui eksperimen dibuktikan pula bahwa partikel tersebut tidak berlaku seperti sesuatu yang lain dan lebih menyerupai individual events of interaction, kejadian individual yang mandiri dalam suatu interaksi, yang pada dasarnya adalah energi itu sendiri.

Disimpulkan bahwa setiap aspek di alam semesta adalah gelombang energi atau partikel individual dari energi.


Semua benda di alam semesta ini adalah mempunyai energi. Setiap bintang - bintang semua mempunyai energi dan berinteraksi. Kita melihat diluar diri kita adalah alam semesta dan alam semesta yang sesungguhnya terdapat dalam diri kita sendiri.

6. Keseluruhan Selalu Lebih Besar Dari Penjumlahan Bagian - Bagian



Sistem selalu lebih besar dari penjumlahan bagian-bagian ditinjau dari sudut kuantitas maupun kualitas.

Contoh:

Kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia lebih besar dan berarti dibanding sekedar bersatunya propinsi-propinsi atau suku-suku bangsa untuk membentuk Negara Indonesia.


Diri ini lebih bermakna dibanding disatukannya kepala, tangan, kaki, tubuh, roh,emosi, mental, dan sebagainya.



Itulah kenapa banyak suku dan beda agama di Indonesia bisa bersatu membentuk suatu Negara Republik Indonesia bahwa sistem selalu besar dari penjumlahan bagian - bagian ditinjau dari sudut kuantitas maupun kualitas.


7. Kesadaran Membentuk Realitas Dan Pengalaman Tersendiri Tentang Realitas


Pribram menyatakan:


"The brain processes data consistent what is used to" Artinya kita akan merasakan pengalaman sesuai dengan harapan atau keinginan yang didasari sistem keyakinan atau kepercayaan warisan kita.
Sejak realitas adalah produk dari kesadaran, maka tercipta pula pengalaman diri tentang realitas karena pengalaman merupakan bagian dari realitas itu sendiri.

Lebih jauh lagi dipertanyakan tentang apa yang dianggap ilmiah-objektif, karena ketika peranan "subjek" sebagai pengamat berlaku (berpengaruh) maka setiap data tadi tidak bisa lepas dari latar belakang si pengamat atau si peneliti sendiri.

Sungguh unik bahwa ada 3 ilmuwan yang mempunyai pendidikan yang sama, dengan pengamatan yang sama, bahan yang diamati sama tetapi hasil akhirnya adalah beda.

Hal tersebut mencerminkan bahwa kesadaran adalah realitas dan pengalaman tersendiri tentang realitas.


Daftar Bersambung Kuliah Singkat Bioenergi:
Ikuti : Kuliah Singkat 2 menjelaskan tentang bioenergi yang akan saya tulis di artikel berikutnya.