<!----><head> Page Not Found
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kuliah Singkat 4 - Dimensi Kesadaran

dimensi kesadaran manusia, roh, jiwa, mental, dll


Di ruangan gedung LSM bapak Ramadhani menjelaskan tentang dimensi kesadaran manusia dan mempraktekan cara mengalirkan bioenergi di dalam tubuh kita dengan cara latihan meditasi dan berdzikir. Tentang bacaan doa tergantung agama dan keyakinan masing - masing agama.

Sebelum melakukan latihan bioenergi maka bapak Ramadhani memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai Paradigma Berfikir Manusia, Dimensi Kesadaran, Mengenal Cakra, Aura, Prana, Pengetahuan Singkat Bioenergi dan Manfaatnya dan terakhir sesi Latihan Mengolah Bioenergi.


Dimensi Kesadaran

Mengenal 9 Dimensi kesadaran manusia :

Dimensi 1: Struktur


Kesadaran sebagai sebuah titik, materi fisik. Tingkat frekuensi ini adalah yang paling dasar. Ini menyediakan materi energi untuk penciptaan atom dan molekul.

Bentuk kehidupan dasar dari mineral air, sebagai contoh, adalah semua yang beroperasi di kepadatan ke-1. Manusia memiliki frekuensi ini dalam diri mereka juga. Itu membentuk kode genetik dasar.

Bapak Ramadhani menjelaskan tentang elemen dasar manusia adalah suatu prana yang mempunyai karakteristik Api, Tanah, Air dan Eter.

Contoh :
Kesadaran terdapat gunung, laut, awan, batu, pasir, karang, sungai, angin, dan lain-lain.

Dimensi 2: Emosional


Kesadaran sebagai sebuah garis, materi biologis, pengembangan identitas spesies. Sebagian besar spesies hewan dan tumbuhan berada disini, biar bagaimanapun penempatan mereka dalam kepadatan bergantung pada banyak faktor tambahan, termasuk keberadaan ego.

Egoisitas seseorang timbul jika frekuensi dari getaran dalam jiwa yang disebabkan oleh faktor yang tidak mengenakkan hati menggetarkan dimensi emosionalnya.

Contoh :
Dia marah jika dihina dan dicaci maki.
Contoh lain :
Menonjolkan kemewahan padahal dia tidak mempunyai harta.

Dimensi 3: Astral


Kesadaran volumetrik, ego, kehilangan identitas grup, pengembangan dari identitas individu, kemampuan untuk mengingat masa lalu dan memperhatikan masa depan sembari menjaga kesadaran saat ini. Ini adalah kepadatan dimana umat manusia muncul.

Ini adalah getaran atau vibrasi yang menciptakan ilusi dari keterpisahan dan dengan demikian sebuah tantangan menuju kebangkitan.

Contoh :
Manusia dapat mengeluarkan roh dan berjalan kemana dia mau sedangkan jasadnya ditinggal di tempat dan tidak bergerak. Dalam bahasa jawa disebut juga dengan Rogoh Sukmo.

Contoh lain :
Manusia dapat melihat dan merasakan keberadaan makhluk gaib.

Dimensi 4: Mental


Kurungan dari kesadaran volumetrik, kesadaran super, integrasi kembali dari identitas grup tanpa kehilangan identitas ego, sebagaimana vibrasi meningkat, persepsi dari masa lalu, kini dan masa depan menjadi tak tetap sejalan dengan kemampuan untuk terhubung dengan realitas multidimensi dan multi-kepadatan, kesadaran yang berorientasi negatif menjadi sulit dijaga.

Sekarang di Bumi, realitas kepadatan ke-4 melampaui ke-3.

Dalam kasus umat manusia, ini bisa membukukan kenaikan hasrat untuk bersatu, kedamaian dan cinta tak bersyarat bertolak belakang dengan ilusi keterpisahan yang mencirikan kepadatan ke-3.

Tingkat getaran seseorang meningkat dan oleh karena itu seseorang barangkali dihadapkan dengan isu pribadi dalam cara yang lebih deras dan kuat.

Contoh :
Menyadari bahwa besok ujian sekolah maka seseorang mengingat dan belajar dari pelajaran yang besok akan dihadapi.

Contoh lain :
Menyadari bahwa Indonesia berbeda suku bangsa, bahasa, agama, ras dan status sosial masyarakat namun mempunyai kesadaran untuk membentuk kedamaian dan hidup bersama dengan menghilangkan rasa perbedaan.


Dimensi 5: Spirit


Mengalami kesadaran "aku" sebagai identitas grup, tak terikat waktu linier. Di kepadatan ini kesadaran berperasa mulai untuk bangkit menuju warisannya. Ini adalah kepadatan kebijaksanaan.

Sebagaimana seseorang membangkitkan kebijaksanaan dalam diri, mereka sangat sering ingin membaginya dengan mereka yang masih fokus dalam kepadatan lebih rendah.

Banyak dari alam ini yang memilih untuk menjadi pembimbing yang lainnya. Mahluk kepadatan ke-5 tergabung dengan "diri lebih tinggi" dan mulai untuk mengingat. Ini adalah kepadatan pertama dimana kita mengalami orientasi non fisik.

Contoh :
Padahal dia sedang sakit dan enggan untuk bergerak, mendengar mendapatkan duit, hadiah, atau sesuatu yang menyenangkan maka dia bangkit dan hilang rasa sakitnya.

Contoh lain :
Semangat sebagai makhluk Tuhan dan beribadah sesuai keyakinan masing - masing.

Dimensi 6: Integrited Spirit


Kesadaran sebagai dimensi mengenal makhluk lain dan memberi rasa kasih sayang serta menjaga keberadaannya.

Contoh :
Tidak menganiaya hewan, menebas hutan sembarangan, melukai diri sendiri dll.


Dimensi 7: Kesadaran Mati


Kesadaran sebagai pengalaman multidimensi, identitas matriks grup, (memori sosial kompleks). Ini adalah frekuensi dari Kesatuan atau Integrasi total dan vibrasi atau getaran di frekuensi ini tergabung dalam identitas dan menjadi sebuah kesadaran masa keseluruhan.

Menarik mereka yang ada di frekuensi lain dan menyediakan arus untuk aliran alami menuju integrasi. Saat mahluk kepadatan ke-7 mencapai massa kritis, mereka akan maju lewat Prisma Lyra (dari sudut pandang kita itu kemudian akan menjadi sebuah titik keluar lubang hitam) dan mencapai oktaf selanjutnya dimana petualangan lain menunggu.

Contoh :
Jika seseorang telah mengalami mati. (Arti mati adalah hilangnya kontak listrik di otak dan seluruh tubuhnya, kemudian dia mati).

Awal kematian adalah tubuh dari ujung kaki terasa dingin terus naik keatas dan sampai kepala, pandangan lama kelamaan menjadi pudar dan kabur serta putih pekat. Dan listrik tubuh hilang total atau dead.

Dimensi 8: Kesadaran Pencerahan


Dimensi ini menjelaskan tentang pencerahan. Peristiwa Isra Mi'raj dimana Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu untuk perintah melaksanakan Sholat.

Di Agama Budha dijelaskan bahwa Sidarta Gautama mendapatkan pencerahan saat melakukan pertapaan di bawah pohon bodhi (Ashatta).
Contoh :

Saat Nabi Muhammad SAW melaksanakan Isra Mi'raj dengan perjalanan semalam menuju ke Sidratul Muntaha ( Langit tertinggi) mengendarai Buraq, dinamakan Buraq karena kecepatan kendaraan itu seperti kilat (cahaya). Dalam ilmu pengetahuan diketahui bahwa kecepatan kilat, sekitar 300.000 km/detik.

Sebagaimana dikemukakan bahwa jarak Mekah dengan Palestina sekitar 1500 km. Dengan menggunakan kendaraan Buraq berkecepatan seperti kilat (cahaya), maka hanya diperlukan sekitar 0,005 detik dalam ukuran waktu kita di bumi untuk sampai di Palestina.

Jadi kecepatan Buraq lebih cepat dari kecepatan cahaya sehingga bisa menembus langit tertinggi ( Sidratul Muntaha) dan mengantarkan dari Mekkah ke Palestina yang jaraknya 1500 km dan berbicara di lapisan langit dari langit ke satu sampai ke tujuh dan bertemu sapa dengan berbagai nabi tentang baiknya perintah sholat kepada umatnya.

Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW yang ditemani Malaikat Jibril sebagai pemandu perjalanan suci tersebut, melakukan perjalanan secara fisik dan rohani untuk mencapai Palestina dan Sidratul Muntaha.

Dimensi 9: Kesadaran Fana

Dimensi ini yang menjelaskan tentang bagaimana Yesus melebur dengan semesta saat kematian atau dikenal dengan nama kenaikan Isa Almasih. Dalam Islam dikenal dengan Fana, dalam Hindu dikenal dengan Muksa.

Dimensi Fana menjelaskan tentang kematian dengan melebur dengan semesta, dimana rohnya ditarik oleh Tuhan YME dan jasadnya hilang tak berbekas sebab telah melebur dengan semesta.

Contoh : 
Kematian Gajah Mada dengan Muksa.


    Catatan:
    MUksa adalah melebur roh dan jasad dengan alam semesta, sehingga jasad dan roh langsung melebur, musnah, hilang, muspra dengan alam semesta.

    Ikuti artikel berikutnya mengenai Manfaat Bioenergi dan Sesi Latihan untuk mengolah energi tubuh dan alam.