<!----><head> Page Not Found
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Meratus Adventure - Part 8

Lestari Alamku Lestari Desaku


Lestari Alamku Lestari Desaku


Jam 18.11 aku melewati kawasan hutan Tiranggang dan senja mulai menampakkan eksotisnya. 

Setelah berjalan beriringan dengan kelompok pecinta flora dan fauna, mereka terpisah dengan kami karena aku mulai kecapekan dan istirahat sebentar sambil meluruskan betis yang mulai kram.

Dan Iki kusuruh berjalan duluan sampai ke Sungai Karuh dan membuat Camp disana secepatnya karena malam telah tiba.

Berjalan tertatih - tatih bekas keseleo di kaki dan kram disekujur betisku, membuatku berhenti sejenak untuk melanjutkan perjalanan dan ditinggal Iki sendirian.

Sinar Matahari Menembus Sela-Sela Hutan Belantara

Aku sodorkan lampu emergency yang mulai redup baterainya untuk bekal dia menembus malam di tengah hutan bersama rombongan pendakian lainnya. Sebelum dia berangkat telah kuajarkan teknik merakit tenda dome kepada Iki, selanjutnya dia paham cara set up tenda yang benar.

cahaya matahari menembus hutan yang gelap dan berlumut
Keindahan eksotis senja di hutan Meratus. (Lestari alamku).

Melihat keindahan eksotisme hutan Meratus di batas senja, membuat diriku takjub akan keindahan alam ciptaan Tuhan YME. Sinar matahari senja menembus dedaunan dalam lebatnya hutan Meratus.

Jam 18.17 hutan mulai gelap dan aku berjalan beriringan dengan anak STIMIK Jogjakarta dan dia membantuku bangun dari cidera yang kualami. Balsem kuoleskan disekujur kakiku dan stretching untuk otot yang tegang seraya melihat keindahan eksotisme di hutan Meratus.

Jam 19.12 aku ditinggal oleh anak STIMIK dan jalan sendirian dengan jalan perlahan tertatih - tatih menahani beban tas backpacker di belakang pundak karena menapaki jalan yang menurun. Sambil mengeluarkan flash light untuk menembus malam yang gelap.

Energi tubuh sudah mulai habis, berharap ada secercah asa untuk bangkit lagi dari istirahat. Dan melanjutkan perjalanan sampai sungai Karuh.

Koloni Semut Hutan, Semut Sebesar Kelereng


Jam 20.29 aku berjalan sendirian di tengah hutan dengan membawa flash light cadangan. Tak sadar aku melewati padang semut saat istirahat sejenak, mereka menggigit kakiku, rasa pedih seperti disuntik puluhan jarum suntik membuat diriku berlari menjauhi sarang semut sambil mengibas - kibaskan kaki dan celana dari semut yang menyerang.

semut besar di koloni hutan meratus
Semut di hutan Meratus warnanya hitam dan ukurannya 2x lebih besar dari semut lokal, Gigitannya bukan gatal namun seperti disuntik jarum suntik


Jika sobat berjalan di malam hari, waspadai ribuan semut di jalanan yang berseliweran dijalan, segera lompati dan hindari dari serangannya. Obatnya cukup di gosok minyak kayu putih di bagian tubuh yang digigit.

Jam 21.42 Aku terjatuh dan menyangkut di ranting pohon karena jalan becek yang licin dan dibantu bangun oleh panitia yang kebetulan lewat. Sial akibat sepatu abal - abal yang tidak tahan dengan medan di hutan, aku cuma beli goceng mana tahan, hehehehe..

Sepatu Adventure Yang Bagus

Jika sobat mau adventure saya sarankan beli sepatu rimba / sepatu adventure / sepatu hiking karena cocok dengan medan, bukan sepatu sport / sepatu kulit karena tidak tahan dengan medan.
sepatu jungle sepatu yang bagus untuk adventure
Sepatu rimba atau sepatu adventure cocok buat medan hiking.

Jangan lupa pasang gaiter untuk pelindung sepatu dari pasir dan lumpur.
Gaiter spesial dilengkapi dengan pelindung dari gigitan ular yang berbisa sehingga kaki safety.
Gaiter juga didesain anti air sampai setinggi lutut kita sehingga aman untuk masuk di dalam air.
Gaiter juga aman dari gigitan semut dan lintah yang merajalela.

gaiter pelindung betis dari gigitan ular dan semak-semak
Anatomy gaiter untuk safety sepatu dan kaki.

"Hati- hati mas jalan licin, lepas sepatu aja jika sepatu tidak tahan" Sahut Panitia. Memang benar kata panitia. Sepatu abal-abal membuat repot dalam perjalanan.

Jam 22.18 aku sudah sampai sungai Karuh dan alhamdulilah perjalanan yang capek dan menguras banyak tenaga. Akhirnya sampai tujuan juga, kulihati suara riuh peserta pendakian dan sinar cahaya lampu yang berkumpul menandakan sudah dekat lokasi. Dan kami didata Panitia.

Punggung dan lutut seperti mau putus. Syaraf dan otot tegang semua, keringat keluar bak mandi keringat dan napas ngos-ngosan bercampur senang dan nyeri otot, hehehehe..

Jam 22.30 aku mencari tenda Iki namun tidak ketemu karena banyaknya tenda camp peserta yang sama warnanya ditambah gelap malam jadi bingung. Akhirnya aku numpang berteduh di camp dan tenyata milik kelompok pecinta alam bebas dan kelompok peduli lingkungan dan akhirnya kami pun berkenalan.

Sambil bercakap panjang lebar mereka menawariku kopi Good Day pas dengan kesukaanku, hehehehe.. Sruput dulu Good Daynya.

"Aku sedang mencari tenda teman, namanya Iki, apa kalian lihat tenda biru kuning ? ". Tanyaku. 

Kelompok pecinta alam bebas itu tidak melihat keberadaan Iki dan membantu kami mencari dia dan ternyata dia membuat camp di bawah padang bambu tidak jauh dari kami. Dia kulihati tidur pulas karena kecapekan dan tidak mendengar teriakan kami.

Jam 23.02 aku rapel untuk makan siang, sore dan malam di warung semipermanen yang disediakan oleh suku Dayak Meratus, namun harganya cukup mahal. Teh aja harganya Rp. 5000 dan makan nasi Rp. 20.000. Iki kubangunkan untuk makan malam dia tidak mau bangun terpaksa kutinggal sendiri di warung.

Jam 23.21 aku membersihkan sepatu dan tas yang belepotan lumpur di sungai dan mandi kecil, kemudian baru tidur di camp bersama Iki. 

Hari yang melelahkan pikirku.

Air Terjun Sungai Karuh


18 Agustus 2016
Sungai Karuh

Jam 6.05 Aku bangun oleh teriakan peserta lain yang riuh dan mencari sungai untuk cuci muka dan BAB. Sambil mandi wuih dinginnya airnya, bulu kuduk tegak semua dan pori kulit mengkerut karena hawa dingin air.

Daftar Cerita Bersambung Camping Part 1 - 17 Petualangan Sterno



    tenda camping di sungai karuh
    Foto tenda di Sungai Karuh

    air terjun yang indah di sungai karuh
    Foto air terjun sungai Karuh oleh peserta pendakian.

    lereng air terjun di sungai karuh
    Foto peserta pendakian di Sungai Karuh.

    camping sterno di gunung meratus
    Foto di Sungai Karuh bersama Iki yang sedang tidur pulas.

    Ikuti selanjutnya : Meratus Adventure - Part 9. Bersambung : (Lestari alamku - Lestari desaku)