<!----><head> Page Not Found
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inspirasi Mittal Menguasai Dunia Part 3

trik dan cara akuisi mittal


Terobosan Mittal


Terobosan apa yang dilakukan Mittal untuk menguasai dunia?

Pada dekade 1980-an Mittal baru menjadi pemain bisnis baja papan bawah, namun dalam perkembangan selanjutnya, kita melihat, betapa dia sebenarnya telah menyiapkan pondasi kokoh dan strategi matang untuk berkembang menjadi pemain besar dalam industri baja dunia.

Saat dunia dilanda krisis ekonomi tahun 1980-an disini kecerdikan Mittal membaca peluang.

Ketika banyak industri baja yang terseok - seok dan lumpuh dijadikannya peluang untuk membeli pabrik baja tersebut dengan harga murah, lalu dipoles dan ditata dengan manajemen yang disiplin, sehingga kelak menjadi mesin uang yang produktif.

Target pertama, perusahaan baja ISCOOT milik BUMN negara Trinidad dan Tobago yang terancam bangkrut


Tiap hari kerugian ISCOOT US$ 1 Juta (Rp. 10 Milyar) atau secara umum merugi 50 - 80 juta US$ (Rp. 450 milyar-720 milyar) pertahun Tim konsultan Amerika dan Jerman telah dikerahkan untuk menyelamatkan ISCOOT namun tidak berhasil.

Diam-diam Mittal membeli ISCOOT pada tahun 1998 dengan melakukan negoisasi bahwa tawaran pengambil alih operasi dan kontrak - kintrak ISCOOT selama 10 tahun, dengan opsi setelah 5 tahun saham ISCOOT dibeli oleh Mittal. Ternyata pemerintah Trinidad dan Tobago setuju.

Mittal dan tim manajemennya bergerak ke kepulauan karibia dan melakukan MOU.

Mittal langsung menggarap mainan barunya, resep utama memulihkan ISCOOT adalah memangkas biaya produksi dan memberhentikan beberapa karyawan serta mengganti tungku terbaru dengan minim-mills.

Dan mengubah nama ISCOOT menjadi Ispat Caribian. Dari Ispat Caribian menghasilkan keuntungan 2x lipat dalam 3 bulan dan keuntungan pada tahun 1992 adalah US$ 440juta.

Target kedua, perusahaan baja Sicarsta milik pemerintah Meksiko


Sebelum aksi pembelian ISCOOT tahun 1994 sebenarnya Mittal sudah menawarkan pembelian di Meksiko.

Harga belinya US$ 220 juta atau separuh dari pendapatan Ispat Internasional. Pada tahun 1990 Sicarsta hampir bangkrut, pemerintah Meksiko menerima tawaran Mittal untuk menjual pabrik bajanya karena melihat keberhasilan Mittal membenahi ISCOOT di Trinidad dan Tobago.

Mittal turun langsung ke Meksiko selama 6 bulan untuk membuat perencanaan bisnis yang menguntungkan. Mittal bekerja total, sepenuh hati dan tidak tanggung - tanggung sebab dia bukannya bos yang hanya duduk di menara gading dan memerintah.

Produksi awal Sicarsta hanya 25% digenjot menjadi 110%. Nama Sicasta diubah menjadi Ispat Mexicana.

Target ketiga, perusahaan baja Dosco milik pemerintah Kanada 

Perusahaan Dosco milik pemerintah kanada mudah dengan negoisasi dan komitmen mittal dengan akuisi perusahaan baja tersebut dan kemudian Dosco diubah namanya menjadi Ispat Sidbec

Artikel Lain: Inspirasi John Pieter Dengan Sampah Plastik

Target keempat, perusahaan baja Karmet milik pemerintah Kazakstan 


Perusahaan dengan harga US$ 300 juta sebenarnya sangat riskan karena pekerja tidak digaji selama 6 bulan.

Mittal mengatasinya dengan memberhentikan 20 ribu pekerja (23,5 %) dari total 85 ribu pekerja, mengganti sistem pembayaran yang tradisional dan memangkas biaya produksi.

Dalam tempo setahun produksi Karmet melejit menjadi 250 ribu ton dari 120 ribu ton.


Target Lain Akuisi Mittal


Target lainnya. membeli pabrik baja di Jerman Rhur Valey diganti nama menjadi Ispat Stahlwerk Ruhrort dan Ispat Walzdrant Hochfeld dengan biaya US$ 16,4 juta. Irish steel milik pemerintah Irlandia.

Ekspansinya di Eropa memantapkan eksistensinya di pasar baja Eropa dan Jerman dengan mengakuisi divisi kabel dan produk baja panjang PT Thyssen.

Bagaimana Mittal mengtur organisasi usahanya?

Tahun 1995 Mittal sudah tinggal di London, Dia dan ayahnya Mohan sepakat memisah perusahaannya.

Mittal memimpin Ispat Internasional yang bermarkas di Roterdam, Belanda. Tapi dikendalikan di London. membawahi Ispat Caribian, Ispat Mexicana, Ispat Sidbec,

Ispat Indo di bawah bendera LNM Holding (Lakshmi Nivas Mittal) Holding dan disatukan dalam usaha kelompok LNM Group.

Artikel Terkait: Manajerial Honda Dalam Perusahaan


Rahasia Mittal dalam Akuisi

  • Jeli menangkap peluang
  • Percaya diri tidak peduli dengan pesimisme publik
  • Siap bekerja total tidak setengah-setengah.
  • Perlu visi jauh kedepan.



Pernahkah Mittal mengalami kegagalan dalam usaha baja dan bagaimana menyiasatinya?


Pernah gagal langsung bangkit, sejak pertengahan 1990-an banyak pemerintah di berbagai negara yang menjual aset pabrik bajanya karena terlilit masalah finansial dan hampir bangkrut.

Dalam pembelian Sidor, di Venezuela. Ispat internasional kalah dalam konsorsium dengan pemenangnya berani membeli harga fantastis US$ 2 milyar.

Namanya juga usaha harus siap untung dan siap rugi, siap kalah dan siap menang. Yang terpenting bagaimana agar tidak larut dalam kekalahan dan kegagalan.

Siapapun pernah gagal dan harus segera bangkit, sukses dan gagal cukup dianggap sebagai warna-warni perjalanan hidup. Dari kegagalan orang bisa belajar, melakukan evaluasi, lalu memperbaikinya. Imbuhnya.

Dari kegagalan Mittal justru melakukan lompatan besar. Gagal di Venezuela dia bergerak di Amerika serikat dengan membeli Inland steel pabrik baja milik Indiana, Amerika.

Inland steel merupakan salah satu pabrik baja dengan operasi tunggal terbesar dunia dan membelinya dengan harga US$ 1,43 miliar (Rp. 12 triliyun). namanya kemudian diubah menjadi Ispat Inland.

Artikel Bersambung Mittal Menguasai Dunia Dengan Baja


Pembelian tersebut menjadikan daya produksi baja Mittal naik keurutan 10 besar dunia.

Langkah akusisi masih terus berlanjut sampai membeli pabrik baja milik pemerintah Perancis, Unimetal.

Akibatnya produksi baja miliknya bertambah menjadi 1,5 juta ton dan memberi tambahan penjualan tahunan sebesar US$ 3, 49 miliar (Rp. 31,4 triliun).

Selanjutnya bagaimana Mittal menguasai dunia dengan mencaplok Arcelor dan strategi dalam penawaran tanpa penolakan, di artikel berikutnya.