<!----><head> Page Not Found
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inspirasi John Pieter Dengan Sampah Plastik

usaha jhon dengan sampah plastik

Usaha Sampah Plastik

  • Bagaimana kisah John meraih pundi rupiah dari memungut sampah plastik? 
  • Apa trik jitunya dalam berwirausaha? 
  • Kenapa dia menekuni bisnis sampah bukannya bisnis lainnya? 

Kita simak kisahnya berikut.

Sejarah John Pieter Dengan Sampah Plastik

Menjadi seorang enterpreneur muda tidak harus malu dan jijik dengan usahanya, seperti kisah John Pieter lulusan Institut Teknologi Bandung ( ITB ) jurusan kimia, asli orang Medan, Sumatera. Terobsesi dengan barang yang sudah dibuang alias sampah plastik.

Berawal dari saat kuliah di Bandung, John merasa risih dan jijik dengan timbunan sampah yang berserakan di belakang kosnya, berniat dari kesadaran lingkungan sekitar, membuat jebolan ITB ini bermotivasi memunguti sampah untuk dikumpulkan dan dibakar.

Niat awal memang untuk kebersihan lingkungan, namun tanpa disengaja dia mendapatkan inspirasi dari sampah-sampah plastik yang menggunung, yang membuat dia berfikir jika di buat sesuatu atau dijual pasti menghasilkan uang atau sekedar penambah uang jajan, pikirnya.

Artikel Lain: Seseorang Di Perahu

Kucuran keringat dan rasa malu menjadi pemulung tidak dihiraukan karena dia memiliki keyakinan yang kuat bahwa dia bisa meraih kesuksesan dengan kepedulian lingkungan.

Sampah - sampah plastik plastik itulah yang mendorong batinnya untuk membuka usaha pada tahun 1987 dengan mendirikan bank sampah pribadi. 

Dia sempat berfikir jika harga gabah Rp. 600 per kg dan harga plastik di tingkat pengepul sudah mencapai Rp. 1000 per kg dikala itu. Tentu saja lebih menguntungkan menjadi pemulung sampah karena tanpa modal uang, barangnya tersedia melimpah dilingkungan.

Dia mahasiswa yang tidak mengenal malu dan berjiwa baja, dengan kerja keras dan tak kenal lelah, usaha sampahnya pun kian pesat dan maju. Hingga ada surat kabar Nasional yang memberitakan sosoknya sebagai seorang mahasiswa yang sukses mengelola sampah dan peduli akan lingkungan.

Dengan pemberitaan media masa, ada relasi yang menawari kucuran modal usaha dari Mandiri Business Banking. 

Kesempatan emas itu tidak di sia - siakan dan di buang jauh oleh Jhon dan secepatnya dia menaggapi tawaran tersebut dengan menjadi nasabah Mandiri Business Banking. Semenjak itu dia memantapkan diri menjadi mahasiswa dan menjadi pemulung setelah pelajaran di kampus usai.

Pengusaha Sampah Plastik

Jhon berpendapat bahwa, menjadi pengusaha sejati harus mempunyai keyakinan dan memiliki sifat Visioner, memandang jauh kedepan usaha yang dijalaninya tersebut bakal menghidupi dia secara continus atau terus - terusan menghasilkan walaupun tiada kehadirannya.

Keunggulan bisnis jhon adalah barangnya melimpah disekitar dan mudah didapatkan, biayanya nol rupiah karena barang terbuang, cukup tenaga, peluang dan potensi nya besar karena dikala itu jarang yang menggarap usaha sampah, orang jijik dan malu untuk memunguti sampah karena pikir orang bisa jatuh martabat dan harga diri karena gengsi.

"Apa tidak ada pekerjaan lain selain menjadi pemulung!" Cetus temannya. "Jhon kamu kan mahasiswa ITB tidak malukah, seharusnya fokus dengan kuliahmu bukan bergulat dengan barang bekas dan sampah". Tutur sahabatnya.

Artikel Lain: Rumah Baru

Banyak kawan maupun sahabat karib dan tetangga selalu mengingatkan kepada Jhon untuk mencari pekerjaan lain, selain menjadi pemulung.

Menghadapi gejolak batin dan perlawanan picik orang disekitar, Jhon tetap tegar dan kuat dalam menghadapi batinnya, dia berkeyakinan apa yang dia jalani akan membuatnya kaya dan lebih kaya dari orang tersebut kelak suatu saat nanti. 

Keyakinan kuat inilah menjadi pondasi dasar Jhon tetap melangkah maju walaupun didera badai cacian dari lingkungan sekitar.

Dia berpikiran menjadi pegawai atau pekerja setelah lulus kuliah walaupun kuliah di kampus ternama tidak memberikan jaminan bisa menjadi orang kaya. Dalam benaknya hanya bagaimana caranya menjadi orang kaya melalui jalan yang benar !.

Jhon juga mengungkapkan bahwa kedua orang tuanya di Sumatera tidak mengetahui jika anaknya menjadi pemulung selepas kuliah. Halaman kos belakang menjadi bank sampah Jhon dalam mengumpulkan pundi - pundi rupiah.

Setelah dirasa penuh bank sampahnya, Jhon menjual sampah yang diikat dalam hitungan kilogram ke pengepul sampah, lalu mendapatkan reward berupa duit dari hasil kerja kerasnya. 

Dia bersyukur dan berkata janganlah menjadi orang sukses dahulu tapi harus menjadi orang yang bernilai, walaupun saya mahasiswa saya harus peduli dengan lingkungan.

Apa trik usaha Jhon bisa meraup milyaran rupiah dari sampah plastik ?

Usaha yang dirintisnya berkembang pesar dan beromzet milyaran per bulan dari pengolahan biji plastik yang dia dapatkan ide usaha tersebut dari seorang relasi. 

Ternyata benar keyakinan Jhon bahwa dulu dia di caci sekarang dia lebih kaya dari orang yang mencaci itu. Walaupun begitu dia tetap rendah hati dan ramah dengan orang lain.

Trik usahanaya adalah keyakinan kuat, visioner, bekerja keras, pintar mencari relasi dan menjaga nama baik pelanggan dan relasi tersebut.

Setelah 20 tahun menjalankan usahanya, Jhon menyerahkan usaha di Bandung kepada orang kepercayaannya untuk mengelola, Jhon membuka cabang, antara lain:
  • Makasar
  • Medan
  • Banjarmasin
  • Mendirikan pabrik pengolahan biji plastik di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat

Artikel Lain: Gila Atau Tidak

Omsetnya pun naik menjadi ratusan milyar bermodal keyakinan dan usaha yang tekun sampai banyaknya cabang yang dimiliki, membuat Jhon tidak tahu persis berapa jumlah karyawannya,

Dia bersyukur bahwa istri lah yang berperan dalam memajukan usahanya tersebut. Karena istri adalah sosok yang menjadi pendorong disaat dia lelah bekerja dan mencari nafkah.

Selain itu Jhon memberikan pelatihan kewirausahaan kepada para pemulung dan warga sekitar untuk memperdayakan sampah agar tidak merusak pemandangan dan mengotori lingkungan. 

Salut buat pak Jhon.