<!----><head> Page Not Found
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pelajaran Yang Harus Kita Ubah Dalam Hidup Di Dunia

berbakti kepada orang tua merupakan suatu pelajaran dalam hidup


Pelajaran Dalam Hidup Ini

Sobat angkringan, kisah orang kaya yang membuat mereka berubah dalam hidup dimana memperlakukan orang tua dengan selayaknya merupakan salah satu bentuk berbakti kepada orang tua, yang kisahnya bisa kita hayati dalam cerita berikut ini.

Cerita Pendidikan dan Berbakti Kepada Orang Tua


Pada saat sepasang suami istri pulang ke rumah, melihat semua dapur dan ruang makan berantakan seperti kapal pecah, terutama ruang meja makan dimana ada bau pesing yang menyengat membuat emosi istri naik dan mulai mengomel.

Dilihat semua ruangan oleh kedua sepasang suami istri itu dan akhirnya melihat ibu yang tua renta yang sedang menyapu dengan tangan yang lemah menyapu ruang meja makan yang berhamburan itu dengan pelan.

Melihat ibu tua itu sedang menyapu, amarah istri itu mengarah ke ibu tua itu:

Istri: "He, ibu yang membuat kotor ruangan ini kan!"(Dengan suara keras membentak ibu tua itu).

Ibu: Terdiam lemas dan mau menjawab tapi selalu dipotong pembicaraan oleh istri.

Istri: "Ayo jawab! Ibu juga yang mengompol di lantai rumah kami ini, kan!

Ibu: Anu nak.

Istri: "Lihat semua ruangan jadi berantakan dan kotor, sisa makanan ada dimana-mana, capek aku bu, melihat kelakuan ibu, ibu juga membuat pesing rumah ini, seharusnya ibu itu tahu bahwa rumah ini bukan kandang ayam".

Suami: "Sudahlah mama, itu ibu kamu, jangan bentak-bentak dia, beliau sudah tua dan wajar jika beliau ada penyakit mengompol dan membuat berantakan ini."

Istri:"Tidak bisa mas, aku tidak tahan dengan terus-terusan melihat kelakuan ibu seperti ini, aku mau bawa ibu ke Panti Jompo nanti, biar dia tidak mengompol dan membuat kekacauan ini lagi".

Suami: "Jangan mama, kamu tidak sadar jika beliau itu adalah ibu kamu, masa kamu bawa ibu kamu ke Panti Jompo".

Istri:"Sudahlah mas jangan engkau atur urusanku, pokoknya aku sudah tidak tahan melihat ibuku seperti ini, besok harus kubawa ke Panti Jompo, biar dia campur dengan kelompok tua renta lainnya dan tidak membuat kekacauan lagi".

Suami:"Terserah mama, pokoknya aku tidak setuju".

Istri:"Jika tidak setuju, maka papa harus membersihkan semua berantakan ini dan harus membersihkan kencing ibu di lantai, jika ya lakukan sekarang aku tidak mau membantu".

Suami: "Jika itu kemauan keras mama, ya sudah besok aku antar ibumu ke Panti Jompo".

Dengan menggerutu dan sebal suami masuk ke ruangan kamar dan keesokan hari Ibu itu dibawa ke Panti Jompo.

Istri:"Ah, enak ya papa, jika rumah kita ini jauh dari ibuku, rumah kelihatan rapi, bersih, sehat dan jauh dari kebisingan, lihat itu makanan tidak tercecer di lantai, coba jika ada ibuku, waduh bisa seperti kapal pecah deh rumah ini".

Suami:  (Hanya geleng-geleng kepala terdiam melihat kelakuan istrinya).

Waktu terus berjalan sampai 2 bulan istri itu tidak mau menjenguk ibunya sama sekali di Panti Jompo dan dia senang karena kehidupan tidak terusik selama ini, hanya suaminya saja yang sering menjenguk mertua atau ibu itu di Panti Jompo.

Istri itu dengan semangat membersihkan semua isi rumah, tidak terkecuali membersihkan bekas kamar ibunya, sewaktu istri itu membersihkan lemari dan menata buku-buku kenangan lama milik ibunya, tiba-tiba jatuh secarik kertas yang lusuh dan jatuh juga foto tua itu dimana ada foto dirinya sewaktu masih bayi, remaja dan mulai sekolah SD.

Kemudian istri itu mulai membaca isi dari secarik kertas lusuh itu yang ditulis oleh ibunya sebagai catatan harian yang lama tidak pernah istri itu lihat.

Sambil membaca catatan itu, istri itu duduk di tepi ranjang ibunya dan memeluk bantal, lalu membaca dengan lesu tulisan ibunya.

Artikel Terkait: Hal yang membuat manusia lalai


Catatan Lusuh Ibu

Buah Hati Kesayanganku

Di hari itu aku melahirkan anakku
Sakit dan perih saat aku melahirkan anakku
Aku bangga punya anak
Aku sabar berjuang sendiri tanpa suamiku
Karena dia telah meningggal dunia

Setiap hari aku rawat dia dengan cinta
Aku didik dan besarkan tanpa pamrih
Aku sekolahkan dengan cucuran air mata
Aku hidupi anakku dengan cucuran keringat

Ketika anakku masih bayi dia sering sakit-sakitan
Uang dari peninggalan suamiku tersisa untuk merawat dia sampai umur 2 tahun
Cincin pernikahan dulu dari pemberian suamiku kugadaikan demi kesehatan anakku
Aku tidak tahu harus menganggur dulu

Dulu aku terkenang saat aku di kencingi anakku, saat dia lapar dan haus tapi aku tidak marah dan bangga mempunyai anak seperti itu
Terkadang dia muntah dan mencret saat tidur dan aku bangga memiliki dia

Walaupun telapak tanganku menjadi kasar dan bergaris yang penting anakku sehat
Waktu itu aku menganggur tapi kuperas keringat dengan ikut tetangga dalam mencuci pakaian
Biarlah aku yang sakit tapi biarkan anakku tumbuh dengan sehat dan hidup lebih enak daripada aku
Alisa anakku, cepatlah engkau tumbuh dewasa

Kemudian istri itu berlinang air mata deras mengucur, sambil matanya berkaca-kaca, hati terasa sedih, dada penuh dengan sesak dan tiba-tiba istri itu menangis histeris, sambil berlari menuju ke kamar suaminya.
Sewaktu di kamar suaminya dia tidak melihat suaminya ada di kamar itu dan dia berteriak dengan keras dan histeris, sampai suaminya mendatangi istri itu di kamar.

Suami: " Ada apa mama menangis?? "

Istri itu bercerita tentang buku catatan ibunya sewaktu dulu dan memberikan kepada suaminya, dengan menangis dia menjelaskan terbata-bata.

Istri:" Ayo kita jemput ibu dari Panti Jompo, papa".

Sejurus kemudian terdengar telepon rumah yang nyaring berkali-kali dan suaminya meminta istrinya untuk tenang dan tidak panik.


Artikel Terkait: Rumah awal segalanya dalam pembentukan karakter manusia


Lalu telepon diterima suami itu dan terdengar percakapan yang serius.

Suami:"Halo, ini siapa?"

Dokter:"Saya dokter di Panti Jompo".

Suami:"Ada yang bisa kami bantu, Pak?"

Dokter:"Mohon maaf pak Suhendi, bisa datang ke Panti Jompo sekarang juga, sebab ibu dari nyonya Alisa sedang koma dan memerlukan perawatan darurat".

Suami:"Oiya, kami segera datang pak, terimakasih atas infonya"

Mendengar ibu sakit keras dan mengalami koma, maka istri itu bertambah perih hatinya, takut ada sesuatu yang terjadi jika ibunya tidak ada.

Lalu tanpa menunggu lama, kedua pasangan suami istri itu melaju kencang menuju Panti Jompo tempat ibu Alisa dirawat.

Saat dia masuk ke ruangan perawatan ibu Alisa, terlihat ibunya terbaring lemas dan memakai infus namun kesadaran ibunya sudah mulai membaik.

Lalu istri itu menangis histeris memeluk ibunya yang terbaring dari kamar itu dan tangisan istri itu membangunkan ibunya yang terlihat keriput, tua renta, tidak berdaya dan tangannya terlihat kasar dan bergaris-garis akibat kerja keras sewaktu muda dulu.

Kemudian ibu itu berkata lirih dan pelan namun bisa ditangkap suara itu dengan jelas oleh suami, istri dan dokter yang merawat beliau.

Ibu: "Anakku Alisa, ibu sangat senang kamu bisa datang kesini, maafkan kelakuan ibu ya waktu itu, ibu sayang kamu, aku bangga mempunyai anak seperti dirimu".

(selang beberapa detik ibu itu menghembuskan nafas terakhir dengan tanda dari mesin pendeteksi jantung yang menjadi garis lurus dan bersuara nyaring, tanda bahwa ibu itu sudah meninggal dunia).

Istri: "Ibu, jangan pergiiii... Jangan tinggalkan Alisa sendirian..."

Sebelum ibunya meninggal, Alisa tidak sempat mengucapkan maaf kepada ibunya, Alisa menangis histeris dan menyesal dengan perlakuan kepada ibunya selama ini, bahwa dia adalah anak durhaka.

Ketika ucapan maaf, ampun, menyesal dan durhaka dengan ibunya, Ibu Alisa telah mendahuluinya dan ucapan itu tidak ada gunanya lagi.

Artikel Terkait: Mengenal Orang baik itu seperti apa


Pesan Moral Dalam Pelajaran Hidup

  • Perlakukanlah orang tuamu dengan baik dan berbakti dengan tulus
  • Jika Ayah dan Ibu sudah tua dan masih hidup, maka perlakukanlah mereka dengan merawat sepenuh hati
  • Cintailah orang Dhuafa dan pandanglah mereka seperti orang tuamu
  • Urusan yang paling sulit di dunia adalah urusan manusia dengan manusia sedangkan urusan dengan Tuhan tergantung manusianya saja
  • Yang paling susah di dunia adalah meminta maaf, terkadang karena ego kita tidak mau minta maaf karena hal itu menurut orang yang nista adalah menurunkan derajat mereka
  • Sikap egois dan keras kepala membuat manusia jatuh kedalam nista
  • Penyesalan yang terlambat membuat manusia bergelimangan dosa dan durhaka