Motivasi ke Jepang Part 2
Pengalaman Ke Jepang dan Bekerja di Jepang
Di Sendai Jepang, Alif melihat bahwa industri di Jepang rata - rata menggunakan usaha mikro dan makro dalam menjalankan roda ekonomi.
Home industri di Jepang sangat banyak dan pemerintah Jepang sangat support dalam menyediakan bahan baku bagi keberlangsungan home industri disana. Misalnya pembuatan dan perakitan sepeda motor dalam pengerjaannya, di bagi - bagi antara satu warga dan warga lain. Contohnya rukun tetangga ( RT) 1 diwajibkan membuat spion. RT 2 membuat sadel sepeda. RT 3 membuat velg sepeda motor, dll Tapi pengerjaannya tidak boleh sama antara RT satu dan lainnya.
Home Industri Jepang
Pengerjaan perakitan onderdil dalam home industri rata - rata terdiri dari 7 - 12 orang atau bisa lebih tergantung bahan dan apa yang akan dirakit. Setelah pengerjaan, barang onderdil yang sudah terkumpul di supply ke pabrik untuk perakitan menjadi sebuah sepeda motor. Itulah kelebihan industri di Jepang sehingga jarang orang yang menganggur, Kebanyakan home industri ditangani oleh lansia ( orang lanjut usia ).
Alif juga bercerita waktu pulang dari kerja dia ingin keliling kota naik sepeda ontel bersama teman sekantor. Namun karena dia kejauhan bersepeda, dia kesasar dan lupa arah jalan untuk pulang. Jadi Alif bertanya kepada polisi tentang alamat rumahnya. Polisi di Jepang sangat sopan sampai Alif diantar ke dalam gang dengan sepeda motor polisi.
Artikel Lain:
Hampir semua warga Jepang gila membaca. Pemerintah disana menyediakan toko buku yang buka 24 jam dan berderet jutaan buku terhampar di setiap sudut kota di Jepang. Jadi jangan kaget jika banyak orang sampai subuh masih membaca buku dan terdapat mesin teh atau kopi otomatis dengan memasukkan uang logam kedalam ATM kopi.
Di Angkringan Alif memperagakan cara memasukkan uang logam kedalam ATM kopi dan setelah uang masuk ke ATM, kita pilih menu apa yang mau dibeli, setelah memencet tombol yang diinginkan keluar sekaleng kopi lewat ATM.
Alif juga bercerita waktu pulang dari kerja dia ingin keliling kota naik sepeda ontel bersama teman sekantor. Namun karena dia kejauhan bersepeda, dia kesasar dan lupa arah jalan untuk pulang. Jadi Alif bertanya kepada polisi tentang alamat rumahnya. Polisi di Jepang sangat sopan sampai Alif diantar ke dalam gang dengan sepeda motor polisi.
Artikel Lain:
Hampir semua warga Jepang gila membaca. Pemerintah disana menyediakan toko buku yang buka 24 jam dan berderet jutaan buku terhampar di setiap sudut kota di Jepang. Jadi jangan kaget jika banyak orang sampai subuh masih membaca buku dan terdapat mesin teh atau kopi otomatis dengan memasukkan uang logam kedalam ATM kopi.
Di Angkringan Alif memperagakan cara memasukkan uang logam kedalam ATM kopi dan setelah uang masuk ke ATM, kita pilih menu apa yang mau dibeli, setelah memencet tombol yang diinginkan keluar sekaleng kopi lewat ATM.
Orang Jepang Gemar Membaca
Kegemaran warga Jepang dalam membaca menjadikan warganya pintar dan pandai dalam usaha. Beda dengan kebanyakan orang di Indonesia, yang setiap ada pameran buku sedikit sekali orang yang berkunjung dan membaca. Sehingga pengetahuan orang Indonesia kalah jauh dengan orang Jepang.
Bagaimana mau pandai jika buku aja disimpan rapi dalam lemari dan tak pernah dibaca lagi. Bahkan di Indoensia buku tidak dihargai sama sekali dan dibuat untuk pembungkus tempe.
Salutnya orang Jepang, buku kadang diberi hormat dulu sebelum dibaca.
Orang Jepang jika pagi tidak mau ketinggalan informasi, penjual koranpun menyebar dagangannya, dan sebelum berangkat ke kantor, koran sebagai menu konsumsi selain mie. Tapi bukan dimakan, hehehehe..
Bagaimana mau pandai jika buku aja disimpan rapi dalam lemari dan tak pernah dibaca lagi. Bahkan di Indoensia buku tidak dihargai sama sekali dan dibuat untuk pembungkus tempe.
Salutnya orang Jepang, buku kadang diberi hormat dulu sebelum dibaca.
Orang Jepang jika pagi tidak mau ketinggalan informasi, penjual koranpun menyebar dagangannya, dan sebelum berangkat ke kantor, koran sebagai menu konsumsi selain mie. Tapi bukan dimakan, hehehehe..
Rata-Rata harga Makanan Di Jepang
Untuk makanan dan biaya hidup, rata - rata di kota Jepang tergolong tinggi dan paling mahal di dunia. Coba bayangkan semangkok mie jika makan diluar, kata Alif dihargai 530 yen atau setara dengan Rp. 75. 000.
Kelebihan di Jepang untuk ikan harus fresh dan penjual menjual ikan dengan murah di sore hari. Jadi untuk menyiasati biaya hidup Alif suka membeli ikan saat sore hari dengan harga setengah dari harga ikan pagi.
Pemerintah Jepang melarang ikan di simpan dalam kulkas sampai beberapa hari karena dapat menimbulkan penyakit.
Jadi jika pedagang disana menjual ikan sampai sore tidak laku terpaksa harus dibuang dalam tong sampah, beda dengan di Indonesia ikan sampai di simpan berhari - hari dalam kulkas. Jika kedapatan razia di pasar ada pedagang menjual ikan bekas bisa ditutup ijin toko ikannya.
Orang Jepang terkenal dengan makan yang fresh atau tidak digoreng, jadi jangan jijik jika melihat orang Jepang suka makan ikan laut langsung segar tanpa di goreng dan di bakar.
Penggunaan minyak gorengpun dibatasi. Restoran dan Sea Food mempunyai ijin kelayakan usaha. Jika melanggar restorant dan seafood di tutup.
Pemerintah Jepang melarang memakai minyak goreng curah (minyak goreng yang penggorengannya lebih dari 2x). Bedanya di Indonesia minyak goreng sisa atau curah dengan penggorengan lebih dari 3x dijual bebas di pasar.
Bahkan Seafood Lamongan, toko gorengan, tukang pentol banyak yang berprinsip ekonomi, menggoreng ikan sampai warna minyak hitam kelam dan dipakai berulang - ulang, sebab hal tersebut bisa mengakibatkan penyakit kolesterol karena asam jenuh dalam minyak goreng meningkat.
Alif bercerita, bahwa toko sayuran dan buah - buahan di Jepang buka 24 jam untuk memenuhi stock dan demand. Jadi di Jepang tidak sulit untuk mencari buah dan sayuran di malam hari.
Kelebihan di Jepang untuk ikan harus fresh dan penjual menjual ikan dengan murah di sore hari. Jadi untuk menyiasati biaya hidup Alif suka membeli ikan saat sore hari dengan harga setengah dari harga ikan pagi.
Pemerintah Jepang melarang ikan di simpan dalam kulkas sampai beberapa hari karena dapat menimbulkan penyakit.
Jadi jika pedagang disana menjual ikan sampai sore tidak laku terpaksa harus dibuang dalam tong sampah, beda dengan di Indonesia ikan sampai di simpan berhari - hari dalam kulkas. Jika kedapatan razia di pasar ada pedagang menjual ikan bekas bisa ditutup ijin toko ikannya.
Orang Jepang terkenal dengan makan yang fresh atau tidak digoreng, jadi jangan jijik jika melihat orang Jepang suka makan ikan laut langsung segar tanpa di goreng dan di bakar.
Penggunaan minyak gorengpun dibatasi. Restoran dan Sea Food mempunyai ijin kelayakan usaha. Jika melanggar restorant dan seafood di tutup.
Pemerintah Jepang melarang memakai minyak goreng curah (minyak goreng yang penggorengannya lebih dari 2x). Bedanya di Indonesia minyak goreng sisa atau curah dengan penggorengan lebih dari 3x dijual bebas di pasar.
Bahkan Seafood Lamongan, toko gorengan, tukang pentol banyak yang berprinsip ekonomi, menggoreng ikan sampai warna minyak hitam kelam dan dipakai berulang - ulang, sebab hal tersebut bisa mengakibatkan penyakit kolesterol karena asam jenuh dalam minyak goreng meningkat.
Alif bercerita, bahwa toko sayuran dan buah - buahan di Jepang buka 24 jam untuk memenuhi stock dan demand. Jadi di Jepang tidak sulit untuk mencari buah dan sayuran di malam hari.
Pajak Mobil Di Jepang Tinggi
Pajak mobil dan sepeda motor di Jepang juga dibatasi, aturan pemerintah Jepang mobil dan sepeda motor usia pakai lebih dari 5 tahun harus masuk recycle karena mengakibatkan emisi gas buang di udara. Pajak untuk mobil dan sepeda motor meningkat setiap tahun dan jika mendekati 5 tahun masa pakai, pajak kendaraan bisa naik 300x lipat dari harga mobil tersebut.
Barang elektronik banyak yang dihargai murah disana. Orang Jepang tidak menyukai barang elektronik yang rusak untuk di perbaiki, misalnya TV rusak, jadi harus dibuang ke recycle dan beli yang baru. Beda dengan di Indonesia. Kulkas rusak berderet di jalan untuk pajangan dalam perbaikan.
Recycle atau tempat pembuangan sampah elektronik di Jepang sangat canggih di dunia.
Alat tersebut dapat memisahkan logam, karet, plastik karena terdapat sensor otomatis yang memisahkan sampah elektronik ke tempat pembuangan masing-masing.
Alif terkadang membuang sampah elektronik dengan melihat alat pemisahan recycle tersebut bekerja otomatis.
Banyak warga Jepang yang gonta - ganti dengan mobil dan kendaraan tiap tahunnya untuk menghindari pajak yang menggila atau opsi terakhir masuk recycle dan dihargai murah.
Bedanya di Indonesia kebalikan dengan Jepang, kendaraan dengan masa pakai lebih dari 20 tahun dihargai sangat mahal.
Adat di Jepang beda dengan di Indonesia. Di Jepang, jika anak sudah memasuki masa pernikahan harus keluar dari rumah dan dilarang tinggal dengan orang tua. Dan jika orang tua sakit maka ada pengasuh yang bukan keluarganya untuk merawat. Tapi tidak semua orang mematuhi adat istiadat setempat.
Untuk masalah sosial di Jepang keakrabannya sangat kurang. karena banyak orang Jepang yang terlalu mengejar hal keduniawian dan melupakan sosial.
Terlihat banyak orang yang muda mengejar karir hingga dia tidak kenal dengan tetangga dan lingkungan. Pergi pagi dan pulang malam adalah rutinitas keseharian dan melupakan lingkungan sosial.
Barang elektronik banyak yang dihargai murah disana. Orang Jepang tidak menyukai barang elektronik yang rusak untuk di perbaiki, misalnya TV rusak, jadi harus dibuang ke recycle dan beli yang baru. Beda dengan di Indonesia. Kulkas rusak berderet di jalan untuk pajangan dalam perbaikan.
Recycle atau tempat pembuangan sampah elektronik di Jepang sangat canggih di dunia.
Alat tersebut dapat memisahkan logam, karet, plastik karena terdapat sensor otomatis yang memisahkan sampah elektronik ke tempat pembuangan masing-masing.
Alif terkadang membuang sampah elektronik dengan melihat alat pemisahan recycle tersebut bekerja otomatis.
Banyak warga Jepang yang gonta - ganti dengan mobil dan kendaraan tiap tahunnya untuk menghindari pajak yang menggila atau opsi terakhir masuk recycle dan dihargai murah.
Bedanya di Indonesia kebalikan dengan Jepang, kendaraan dengan masa pakai lebih dari 20 tahun dihargai sangat mahal.
Adat di Jepang beda dengan di Indonesia. Di Jepang, jika anak sudah memasuki masa pernikahan harus keluar dari rumah dan dilarang tinggal dengan orang tua. Dan jika orang tua sakit maka ada pengasuh yang bukan keluarganya untuk merawat. Tapi tidak semua orang mematuhi adat istiadat setempat.
Untuk masalah sosial di Jepang keakrabannya sangat kurang. karena banyak orang Jepang yang terlalu mengejar hal keduniawian dan melupakan sosial.
Terlihat banyak orang yang muda mengejar karir hingga dia tidak kenal dengan tetangga dan lingkungan. Pergi pagi dan pulang malam adalah rutinitas keseharian dan melupakan lingkungan sosial.
Jepang Negara Rawan Gempa dan Subur Lansia
Alif juga bercerita bahwa di Jepang di dominasi oleh kaum tua dan lansia.
Kaum produktif muda lebih sedikit dari kaum tua.
Karena anak muda di sana enggan untuk menikah dan mendapatkan anak, penyebabnya adalah terlalu memikirkan masalah karir dan kurangnya bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat setempat.
Kelebihan di Jepang satu kabupaten terdapat alat pengeras suara yang diletakkan disetiap jalanan dan gang di kota.
Jika ada berita atau informasi dari Bupati, semua warga dapat mendengar dan melaksanakan instruksi tersebut.
Contoh:
Kerja bakti atau gotong royong membersihkan lingkungan, terjadi gempa, dll.
Jepang tergolong dengan negara yang hampir tiap hari terkena gempa. karena letak geografis Jepang yang berada di lapisan lempeng pasifik yang dilalui gempa, membuat Jepang selalu terkena serangan gempa baik gempa kecil maupun gempa berat diatas 7 skala richter.
Maka bangunan disana didesain dengan pondasi pir atau pegas dan jika gempa terjadi hanya goyangan sedikit dan tidak mematahkan bangunan yang ada.
Alif juga bercerita jika liburan dari kantor tiap 3 bulan menyempatkan waktu melihat bunga sakura yang sedang bersemi indah dan bagus sekali ditambah jika memasuki musim salju harus menghidupkan alat pemanas ruangan.
Demikian motivasi Alif ke Jepang dalam bekerja dan mengenal lingkungan disana.
Kaum produktif muda lebih sedikit dari kaum tua.
Karena anak muda di sana enggan untuk menikah dan mendapatkan anak, penyebabnya adalah terlalu memikirkan masalah karir dan kurangnya bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat setempat.
Kelebihan di Jepang satu kabupaten terdapat alat pengeras suara yang diletakkan disetiap jalanan dan gang di kota.
Jika ada berita atau informasi dari Bupati, semua warga dapat mendengar dan melaksanakan instruksi tersebut.
Contoh:
Kerja bakti atau gotong royong membersihkan lingkungan, terjadi gempa, dll.
Jepang tergolong dengan negara yang hampir tiap hari terkena gempa. karena letak geografis Jepang yang berada di lapisan lempeng pasifik yang dilalui gempa, membuat Jepang selalu terkena serangan gempa baik gempa kecil maupun gempa berat diatas 7 skala richter.
Maka bangunan disana didesain dengan pondasi pir atau pegas dan jika gempa terjadi hanya goyangan sedikit dan tidak mematahkan bangunan yang ada.
Alif juga bercerita jika liburan dari kantor tiap 3 bulan menyempatkan waktu melihat bunga sakura yang sedang bersemi indah dan bagus sekali ditambah jika memasuki musim salju harus menghidupkan alat pemanas ruangan.
Demikian motivasi Alif ke Jepang dalam bekerja dan mengenal lingkungan disana.