<!----><head> Page Not Found
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Negatif Thingking


Terasa badan capek perlu rileksasi, pikirku sambil memesan secangkir kopi es Good Day di Angkringan mas Alif untuk menghilangkan dahaga.

Kawan di angkringan mengajak aku bermain catur, karena rasa mood dan capek akan rutinitas kerja aku terpaksa menolak tawaran temanku. Dan memilih kursi panjang untuk leyeh - leyeh (santai :bahasa jawa).

Pikiran Negatif

Cuman ngobrol ringan sejenak, aku merasakan nyeri, punggung terasa  tegang dan capek akhirnya aku ceritakan ke kawan Angkringan dan dia memberikan solusi untuk cari tukung urut untuk merilis otot tegang yang kurasakan.

Memang orang perlu mengisi waktu yang positif untuk rileksasi ngobrol yang bermanfaat, berpikir positif dan akhirnya pun tindakan juga harus positif.

Tapi kenyataan banyak orang yang susah menerapkan itu. Kata kawanku 80% orang seharian berfikir dan bertindak negatif.

Tapi aku sanggah "Data itu tidak valid bro, pikiran orang berubah-ubah mengikuti lingkungan yang dia pijak".

Ada juga kawanku memberi argumen lain orang hidup itu harus mikir.

Positif - negatif tergantung hasratnya. Dan kami senyum kecil melihat kelakuannya,  memang otaknya sudah mulai ngeres, hehehehe..

Maklum orang yang nganggur banyak pikiran negatif daripada positif tapi itu tidak berlaku jika orang yang workholik atau gila kerja. 

Artikel Lain:

Yang dia pikir hidup untuk kerja dan cari duit itu benar tapi jika kerja kelewat batas sih jadi negatif juga cara pikirnya.

Setelah ngobrol ringan akhirnya pun aku pamit untuk pergi ke tukang urut dan merilis otot yang tegang.

Badan capek jangan di paksa untuk bekerja berat lagi perlu refressh, komputer aja perlu di referesh kok.

Kalau badan capek dipaksa kerja workholik jadinya negatif juga pikirannya nanti.

Kita harus adil pada diri kita sendiri dan jangan lupa lingkaran mu yaitu lingkungan sosial.

Salam.