<!----><head> Page Not Found
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Motivasi Ke Jepang Part. 1

motivasi ke jepang dan hidup kerja keras



Cerita Pengalaman Ke Jepang


Sesampai di Angkringan, aku memesan es Good Day kesayanganku dan bertegur sapa dengan Iki dan Alif pemilik Angkringan di Selongan. "Piye kabare kang, waras wae to?" Tanyaku. ( Bhs Jawa: Gimana kabarnya mas, sehat aja ya?)

Selang beberapa menit, datang Pak Guru dan kamipun bertukar cerita, di kursi panjang di depan rombong Angkringan Alif, Dengan membawa gitar kesayanganku, aku melantunkan beberapa lagu dan banyak teman yang request lagu kepadaku. Jadi ceritanya melepas penat dengan berbagi inspirasi untuk menambah motivasi.

Alif menyapa kami dan Pak Guru. Kamipun bertegur sapa hangat dan senyuman lebar terbuka tanda persahabatan. Obrolan ringan pun terjadi seputar profesi dan pekerjaan. Pak guru bercerita panjang lebar tentang profesi guru dan tentang kurikulum. Dan aku pun berbagi cerita tentang profesiku.

Tapi kami tepesona dan terbius tentang profesi Alif yang pernah bekerja di Jepang selama 2 tahun sebagai TKI ( Tenaga Kerja Indonesia). Dia menceritakan kehidupan dan pekerjaan di Jepang selama 2 tahun. Begini ceritanya.

Tenaga Kerja Indonesia Di Jepang 


Alif pada tahun 2006 pernah pergi ke Jepang bukan karena mimpi namun karena ikut "karang taruna" di desanya. Kebetulan ketua karang taruna adalah seorang TKI yang malang melintang di Jepang dan dari orang itu Alif di ajari cara pergi ke Jepang.

Kursus bahasa Jepang selama 3 bulan sudah ditempuh Alif dengan biaya kurang lebih Rp. 5 juta tahun 2006. Biaya perjalanan kesana pulang pergi naik pesawat adalah 12 juta-an. Alif diikutkan pertukaran pekerja di Jepang oleh BNP2TKI. Dia difasilitasi untuk bekerja disana dengan cuti selama 3 bulan dan gaji yang lumayan.

Sesampai di Jepang Alif bercerita bahwa udara disana terkadang bisa ekstream dan perbedaan budaya perlu di sikapi dengan mengikuti budaya setempat. Alif berprinsip dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung (menghormati budaya setempat). Orang Jawa perantauan berprinsip seperti tawon dimana dia tinggal tidak membuat keresahan dan pertengkaran ( keributan).

Alif tinggal di apartemen dimana tempat itu full semua orang Indonesia. Disebelahnya juga ada apartemen orang Brazil semuanya full orang Brazil, sebelahnya lagi ada apartemen orang Filiphina semua full orang Filiphina. Jika di Indonesia pasti apartemen dicampur.



Selama di Jepang dia harus lapor dan membayar pajak kepada Yakuza yaitu mafia penguasa Pelabuhan karena tempat kerjaannya di perusahaan pemasangan jok mobil manual milik perusahaan Kenwood, Tokyo. Dari Yakuza semua pekerja harus tunduk dan mengikuti aturan mereka.

Orang asing di Jepang disebut juga Gaijin yaitu orang pendatang yang bekerja dan berdomisili di Jepang. Orang Jepang terkenal dengan keramahan dengan orang asing baru. Alif disambut dengan kepala menunduk dan dia balas kepala menunduk tanda penghormatan bahwa dia telah datang di Jepang. Dia di data oleh Yakuza organisasi sebagai Gaijin dan dipekerjakan sesuai aturan Yakuza dan harus tunduk dengan aturan mereka.

Alif dan temannya setiap hari di jemput dan diantar dengan mobil pribadi milik Yakuza. Jika kita melihat di TV pasti film Yakuza adalah mafia yang suka membunuh, berantem dan suka menghabisi nyawa orang. Itu dulu kata Alif namun sekarang Yakuza disegani pemerintah Jepang karena dia yang mengatur pekerja dan memajukan ekonomi Jepang.

Sopir charter mobil milik Yakuza juga sangat sopan dan peduli. "Apa bosan bekerja di pemasangan jok mobil ?" Tanya Sopir dalam bahasa Jepang. "Jika bosan saya bisa mencarikan pekerjaan lain". Imbuhnya. Alif juga sering gonta - ganti pekerjaan dan akhirnya dia pindah ke daerah Sendai 3 jam dari Tokyo. Dan dia naik kereta cepat Shinkasen.

Alif bercerita bahwa jika ingin membayar tiket kereta ada 2 ATM di kanan dan kiri. Uang Yen di masukkan ke mesin karcis stasiun disebelah kanan kita, untuk mendapatkan resi tiket. Terus tombol kota tujuan kita, akhirnya keluar resi tiket. Untuk duit sisa pengembalian, resi teket di masukkan ke ATM sebelah kiri dan akhirnya duwet kembalian keluar di ATM sebelah kiri dan keluar tiketnya juga.

Tiket dari ATM itu hanya digunakan untuk membuka pintu kereta Api Shinkasen, selanjutnya kita masuk kereta dan duduk atau juga bisa berdiri, berpegangan dengan seutas tali yang menjuntai di bawah atap gerbong.

Kereta tersebut sangat cepat secepat peluru dan dinamakan Shinkaken. Dari Sendai Alif akhirnya cari pekerjaan atas resensi Yakuza dan bekerja di tukang las. Gajinya lebih lumayan daripada masang jok. Setiap hari dia makan Ramen yang artinya Mie.


Bekerja Di Pabrik Jepang


Orang Jepang tidak lepas dari sumpit dan mie jika makan. Awal makan dengan sumpit Alif kerepotan karena terbiasa memakai sendok dan garpu. Dia sering diketawakan teman seprofesinya karena tidak bisa menggunakan sumpit untuk makan dan terkadang mie diambil lewat tangannya, makan aja repot. (Alif menggerutu). Namun karena kebiasaan makan dengan sumpit dia mau tidak mau juga harus belajar dan terbiasa dengan keadaan yang demikian. Kenang Alif saat bekerja disana.

Alif bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 5.30 malam. Setiap dia pergi ke pabriknya, dia naik sepeda ontel bersamaan dengan anak sekolah yang mau pergi ke sekolah. Alif bercerita jika anak sekolah disana memakai keranjang di depan dan belakang sepeda ontel. Jika didepan keranjang sekolah berisi buku dan tas. dan dibelakang sepeda ontel terdapat keranjang untuk bekal makan atau dinamakan Bento.

15 menit sebelum bekerja di pabrik, intruksi dari perusahaan untuk senam bebas menggunakan gaya masing - masing, sebelum jam kerja. Alif memperagakan memutar - mutar tangan dan pinggulnya serta lompat - lompat kecil, seraya memutar kepala untuk stretching (peregangan), seperti dia peragakan di Angkringan sewaktu kami mendengarkan kisahnya. Wah lucu juga mas Alif memperagakan gerakan. Dan kami berdua dengan Pak Guru hanya bengong dan tersenyum kecil melihat kelakuan mas Alif.

Jam 9.30 istirahat selama sepuluh menit. Jam 12.30 istirahat untuk makan siang dengan bekal Bento-nya. Istirahat makan selama setengah jam. Kemudian jam 3.30 istirahat selama 15 menit sampai jam 5.30 sore jam pulang kerja. Jadi, di Jepang itu memang gila bekerja (work holic) lebih dari 10 jam, selebihnya lembur.

Gaji Di Pabrik Jepang


Alif bercerita bahwa gaji perjam di pabrik Sendai sekitar 750 yen atau sekitar Rp. 100.000 dengan las di tangan kanan dan masker kaca pelindung mata (eye glass) disebelah kiri, berfungsi untuk meredam radiasi sinar las langsung ke mata.

Untuk gaji lembur Alif bercerita jika perjam di bayar 100 - 300 yen tergantung apa yang dikerjakan untuk lemburnya.

Dan laporan diserahkan ke pengawas untuk ditandatangani mengetahui bahwa lembur sudah dikerjakan, biasanya Alif lembur seminggu 2 x. Dia bercerita bahwa tenaga manusia di Jepang lebih mahal daripada tenaga mesin.

Pekerja pemasangan lampu taman kota dan pembersihan kaca apartemen dan hotel bertingkat di gaji sangat mahal, karena skill tersebut langka walaupun bukan lulusan S1.

Namun resiko kecelakaan kerja tinggi dan berbahaya sehingga porsi gaji lebih besar daripada guru. Di Jepang gaji PNS yang tertinggi dan terbesar adalah Guru, sebab berkat Guru, Jepang bisa menguasai industri dunia.

Selanjutnya Ikuti Sambungan Cerita Ini :Motivasi Ke Jepang Part 2.